Targetkan Jadi Asuransi Nomor 1, Ini Siasat Askrindo

Asmawi Syam diangkat menjadi Dirut Askrindo. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Mungkin hanya sedikit orang yang tahu, perusahaan asuransi dengan ekuitas terbesar adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Askrindo. Sayangnya perusahaan yang berdiri sejak 46 tahun silam ini belum banyak dikenal, sehingga saat ini bukan menjadi pemain asuransi terbesar di Indonesia.

Askrindo memiliki ekuitas Rp 7,6 triliun, jauh di atas perusahaan asuransi ternama swasta pada posisi kedua yang ekuitasnya di kisaran Rp 5 triliun. Namun dari sisi aset dan penguasaan pasar, secara nasional posisinya ada di ranking empat di antara 80-an perusahaan asuransi di Indonesia.

"Jadi sebenarnya Askrindo punya Risk Based Capital (kemampuan modal sendiri untuk menanggung risiko usaha) kalau secara bisnis itu super sehat," kata Direktur Utama Askrindo, Asmawi Syam di acara Media Gathering, di Jakarta, Kamis (26/10).

Mantan Direktur Utama Bank BRI itu menyebut perusahaan yang dipimpinnya sejak empat bulan lalu punya potensi untuk menjadi nomor satu di Indonesia. Termasuk jaringan cabangnya yang ada 60 tersebar di berbagai wilayah di tanah air.

"Jadi enggak muluk-muluk kalau kita menargetkan jadi perusahaan asuransi nomor satu di Indonesia. Targetnya minimal pada 2020," lanjut Asmawi.

Untuk mencapai target itu, manajemen baru menyiapkan sejumlah langkah strategis seperti menambah jumlah agen dari hanya 168 saat ini menjadi 2.000. Selain itu, lanjut Asmawi, Askrindo juga akan lebih banyak hadir di tengah masyarakat misalnya lewat media, juga penunjukan brand ambassador.

Hingga 2016 Askrindo memiliki 5,7 juta customer, dengan porsi terbesar yaitu 97% merupakan UMKM dengan premi kecil. Pada 2020, perusahaan menargetkan customer jadi 8.5 juta dan memperluas segmen korporasi.

"Jadi kalau selama ini customer yang mendatangi agen, mulai sekarang agen-agen Askrindo yang lebih agresif untuk mencari customer," tegasnya.