Teka-teki Menteri, PSI Kenalkan Tsamara hingga Guntur Romli ke Jokowi

18 Juli 2019 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kutua DPP PSI, Tsamara Amany. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kutua DPP PSI, Tsamara Amany. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang akan menjadi menteri di kabinet Jokowi mendatang masih teka-teki. Semua masih dalam misteri karena Jokowi sendiri belum berucap nama.
ADVERTISEMENT
Mengingat penetapan seseorang menjadi menteri adalah hak prerogatif presiden, PSI tak mau mendikte, apalagi meminta jatah kursi. PSI menyerahkan sepenuhnya ke Jokowi.
Tapi dalam pertemuan dengan Jokowi pada Kamis (18/7) di Istana Negara, PSI mengenalkan sejumlah kader potensial ke Jokowi.
"Kami perkenalkan siapa saja kader-kader muda di PSI, kan ada 44 orang, beliau ngajak ngobrol tadi. Ada Giring, Guntur Romli, Tsamara. Kalau nanti ada yang speknya dirasa cocok oleh kebutuhan Pak Jokowi, kan beliau sudah lihat langsung dan berbincang-bincang, ya kita tunggu," jelas Ketum PSI Grace Natalie ke wartawan.
"Pak Jokowi yang paling mengerti apa yang menjadi kebutuhannya saat ini," tambah dia.
Grace bercerita, banyak kader PSI yang masuk ke politik terinspirasi dari Jokowi. Karena itu, bagi PSI semua diserahkan ke Jokowi soal urusan menteri.
ADVERTISEMENT
"Kalau beliau berkenan ya alhamdulillah, kalau enggak ya juga enggak apa-apa. Kami tetap support beliau," tegasnya.
Grace juga menegaskan, PSI apa pun yang terjadi tetap akan bersama Jokowi, dengan atau tanpa kursi menteri.
Presiden IESPL, Giring Ganesha. Foto: Jofie Yordan/kumparan
"Kalau beliau percaya kami alhamdulillah, syukur kita bisa mendampingi beliau terus di garis terdepan. Tapi, kalau tidak, kita akan tetap berjuang lewat DPRD, media sosial, keberadaan PSI di seluruh Indonesia, kita akan tetap support Pak Jokowi sampai titik darah penghabisan di periode kedua," bebernya.
Dalam kesempatan diskusi itu, Jokowi juga menyampaikan niatnya di periode kedua akan lebih banyak melakukan eksekusi berbagai macam keputusan.
"Beliau kurang lebih menyampaikan uneg-uneg, PR yang belum selesai di periode sekarang. Bagaimana di periode kedua butuh lebih banyak keberanian atau mengeksekusi hal-hal yang sebenarnya sudah diperintahkan, tapi enggak dieksekusi-eksekusi. Jadi, tadi ya, kita lihat butuh keberanian untuk mengeksekusi, butuh berani untuk menjelaskan ke publik meskipun nanti ada resistensi," urai dia.
Guntur Romli di perayaan HUT ke 4 PSI di ICE BSD, Minggu (11/11/2018). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan