Telat Masuk Sekolah, Seorang Siswa SMP 10 Yogyakarta Ditendang Guru

20 Maret 2019 16:47 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana SMP N 10 Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana SMP N 10 Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang siswa kelas 7 SMP N 10 Yogyakarta berinisial AA (13) ditendang gurunya lantaran terlambat masuk sekolah dan dianggap nakal. Kejadian ini terjadi pada Rabu (20/3) pagi.
ADVERTISEMENT
Orang tua AA, AMN (36) mengaku kaget selang beberapa waktu diantar ke sekolah, anaknya pulang dalam keadaan menangis.
“Saya pulang (mengantar anak ke sekolah) tidak sampai beberapa menit anak saya pulang nangis saya tanya kenapa, katanya digajul (ditendang) gurunya. Saya tanya kok ditendang kenapa? katanya enggak mengerti,” kata AMN ditemui di rumahnya di Karanganyar, Brontokusuman, Mergangsang, Kota Yogyakarta, Rabu (20/3).
AMN yang enggan disebutkan nama aslinya tersebut mengaku tak terima dengan perlakuan itu. Ia lantas kembali ke sekolahan bersama anaknya. Dia mempertanyakan alasan kenapa anaknya ditendang padahal banyak siswa yang datang terlambat.
Di situlah Tusidi Karyono (50), guru yang menendang AA, beralasan AA datang terlambat dan dianggap nakal karena sering berbohong dan merusak fasilitas sekolah.
ADVERTISEMENT
“Tadi banyak (siswa lain) yang telat (masuk sekolah) tapi kok anak saya saja yang ditendang,” katanya.
AMN mengatakan, Tusidi telah meminta maaf atas perlakuannya kepada AA.
“Gurunya mengakui kalau menendang tapi bilang tidak kena alat vitalnya. Saya bilang harusnya enggak boleh pakai kekerasan,” ujarnya.
Sementara itu, AMN mengakui anaknya memang nakal. Namun ia menganggap seorang guru sebaiknya tak menggunakan kekerasan dalam mendidik siswanya.
“Seharusnya jadi guru tidak boleh seperti itu harusnya dikasih teguran, apa orang tua dipanggil. Kalau saya dipanggil pasti saya ke sini,” ujarnya.
Di sisi lain, AA mengaku, diminta pulang oleh pihak sekolah usai kejadian itu. Dia pun memutuskan mengemasi barang-barangnya dan kembali ke rumah.
ADVERTISEMENT
Usai peristiwa tersebut, AMN pun lantas mengadu ke DPRD Kota Yogyakarta dengan harapan keluhannya bisa disampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. AMN enggan melaporkan kejadian ini ke polisi karena tak ada niat untuk mempidanakan Tusidi.
“Saya enggak tahu lapor ke mana. Tetangga saya ngarahin ke DPRD biar diteruskan ke dinas pendidikan. Saya tidak minta apa-apa cuma supaya guru jera. Saya enggak sampai segitu (lapor polisi) saya juga punya anak. Takutnya dia kan juga punya anak. Kasihan keluarganya,” ujarnya.

Penjelasan Guru Menendang AA

Guru SMP N 10 Yogyakarta, Tusidi Karyono. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara itu, Tusidi mengatakan, tindakan yang dilakukannya tidak bertujuan untuk mencederai murid dan bukan tindakan yang disengaja. Dia mengaku refleks menendang karena AA mengejek saat diberikan wejangan.
ADVERTISEMENT
“Saya kebetulan sebagai bagian kesiswaan sudah membuat program ketertiban tentang keterlambatan anak. Kalau terlambat ada sanksi membersihkan lingkungan. Ini sanksi yang mendidik," kata guru IPA dan Wakepsek Urusan Kesiswaan itu saat ditemui di SMP N 10 Yogyakarta, Rabu (20/3).
"Kemudian tadi pagi yang terlambat banyak. Terakhir ada 8 orang terlambat ini tadi pagi 25 orang,” imbuhnya.
Tusidi mengaku sempat menanyakan satu per satu siswa yang sedang sakit. Saat itu, AA mengaku sedang pusing. Namun pengakuan AA tersebut dibarengi dengan gerakan joget-joget yang terkesan mengejek.
“Kemudian AA mengaku sakit. Dia bilang pusing sambil jogat-joget seperti mengejek. Catatan si AA ini guru-guru mengaku kewalahan dan dia sering berbohong, pernah merusak ruangan musik, membuat gaduh di kelas, terlambat masuk, dan pernah tidak masuk selama beberapa hari, juga tidak ikut kemah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dari rekam jejak itu, kemudian Tusidi menanyakan langsung kondisi kesehatan AA, namun malah dijawab dengan tertawa.
“Saya pernah jadi guru beladiri jadi tahu mana yang sakit pucat atau tidak. Saya suruh squat jump, dia tidak tahu. Saya suruh jongkok terpaksa karena saya emosi reflek saya memang menendang patatnya,” ujarnya.
Tusidi mengaku tidak menendang dengan menggunakan telapak kaki namun menggunakan punggung kaki.
“Bukan pakai bagian yang menyakitkan saya tahu karate jadi saya tahu betul bagaimana. Dalam Islam pun ada konsep memukul boleh tapi di bagian tidak fatal. Saya pakai punggung kaki,” ujarnya.
Usai peristiwa itu, Tusidi sempat kembali memberi nasihat kepada AA namun dibalas dengan candaan. Tusidi pun lantas memberikan izin AA pulang dan diskors selama satu hari.
ADVERTISEMENT
“Kemudian saya kasih surat izin untuk pulang karena saya sudah enggak mau (beri) sanksi lagi,” katanya