Tempat Kencing Buatan Marcel Duchamp yang Jadi Karya Seni

15 Juli 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat kencing karya Marcel Duchamp. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tempat kencing karya Marcel Duchamp. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
ADVERTISEMENT
Karya seni bukanlah hanya lukisan-lukisan karya Vincent van Gogh, Leonardo da Vinci, atau Pablo Picasso. Seni juga bukanlah hanya bangunan karya Antoni Gaudi atau musik-musik karya Wolfgang Amadeus Mozart.
ADVERTISEMENT
Setidaknya begitulah menurut Marcel Duchamp, seorang pelukis dan pemahat asal Prancis yang mulai terkenal di awal abad ke-20.
Salah satu karya Duchamp yang paling terkenal bukanlah lukisan atau patung, melainkan tempat kencing untuk laki-laki. Menamakan karyanya Fountain, tempat buang air kecil ini dipamerkan di Centre Pompidou Paris, museum seni modern terbesar di Eropa.
Lalu apa yang spesial dari tempat kencing ini?
Duchamp membuat Fountain pada tahun 1917 dan mengirimkannya ke pameran Perkumpulan Artis Independen yang akan dilaksanakan di Grand Central Palace di New York. Duchamp mempresentasikan benda tersebut dalam posisi terbaring dan menandatanganinya dengan “R. Mutt” untuk menyamarkan identitasnya.
Duchamp merupakan anggota dewan dari perkumpulan tersebut. Bahkan ia juga menjadi juri dari karya-karya seni yang masuk ke pameran. Karya seninya sendiri tidak pernah ditolak oleh juri yang lain karena komunitas tersebut memiliki peraturan bahwa semua karya akan diterima selama penciptanya membayar biaya pendaftaran.
Tempat kencing karya Marcel Duchamp. Foto: Daniel Chrisendo/kumparan
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, fountain tidak pernah dimunculkan dalam ruang pameran dan tidak ada yang tahu bahwa tempat kencing tersebut adalah karyanya. Ia sendiri tidak pernah diminta oleh juri yang lain untuk menilai Fountain.
Selama pameran berlangsung, Fountain disembunyikan di balik partisi. Duchamp pun kecewa. Ia menantang para anggota perkumpulan tersebut mengenai definisi seni, apa yang membuat sesuatu dianggap sebagai seni atau bukan, dan siapa yang berhak menilai sebuah seni.
Ia mengatakan bahwa maksudnya membuat karya tersebut adalah untuk mengalihkan fokus seni dari bentuk fisik ke interpretasi intelektual. Ia pun menemukan karyanya ada di balik tembok dan berhenti dari organisasi tersebut.
Setelah diambil kembali dari pameran, Fountain menjadi terkenal. Para sejarahwan seni menilai bahwa benda tersebut adalah penanda penting dari seni di abad ke-20. Pada Desember 2004, Fountain dipilih sebagai karya seni paling berpengaruh di abad ke-20 oleh 500 artis profesional Inggris.
ADVERTISEMENT
Fountain juga direplika dengan izin Duchamp sebanyak tujuh kali. Benda-benda itu tersimpan di museum dan galeri yang terkenal di dunia seperti Indiana University Art Museum, San Francisco Museum of Modern Art, the National Gallery of Canada, Tate Modern London, dan juga Centre Pompidou Paris.
Pada 1999, salah satu versi Fountain dijual ke seseorang bernama Dimitris Daskalopoulos seharga USD 1.762.500 (lebih dari Rp 24 miliar).
Karya seni Duchamp lainnya yang disimpan di Paris adalah roda, gantungan baju, dan jendela. Jadi tunggu apa lagi? Ayo ke Paris untuk melihat tempat kencing.