Temui Pengungsi di Petobo, Menteri Yohana Minta Anak-anak Semangat

10 Oktober 2018 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi pengungsi di Petobo, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi pengungsi di Petobo, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengunjungi korban gempa di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Sulawesi Tengah. Pengungsi yang sebagian besar merupakan anak-anak diberikan hiburan oleh tim dari Kementerian PPPA dan Forum Anak Tadulako.
ADVERTISEMENT
Saat menyambut puluhan anak-anak di salah satu tenda pengungsian, Yohana mengingatkan mereka untuk tetap bersekolah meski baru saja mengalami bencana. Ia minta mereka bangkit dan menumbuhkan lagi semangat belajar.
"Mama Yo mau menyapa, walaupun bencana kita harus tenang, bangkit kembali. Jangan takut lagi, nanti sakit, harus banyak belajar. Ada buku-buku dan permainan banyak, bisa dibaca, bermain. Dan guru-gurunya, saya titip dibimbing anak-anak ini agar tumbuh kembang mereka dijaga," ujar Yohana di lokasi, Rabu (10/10).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi pengungsi di Petobo, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi pengungsi di Petobo, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Yohana juga mengapresiasi kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung meski hanya beralaskan terpal dan tenda yang melindungi mereka dari panas dan debu. Pihaknya juga turut memberikan bantuan berupa buku-buku cerita dan alat menggambar, dengan harapan bisa menjadi hiburan bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Terhibur dengan kakak-kakak di sini, bersyukur masih bisa bersekolah dan didampingi guru-guru. Mendampingi untuk tetap belajar. Sekolah adalah hak anak, tumbuh kembang mereka dan harus menikmati itu. Saya pastikan semuanya dalam keadaan gembira," kata dia.
Ditemui seusai kunjungannya, Yohana mengungkapkan pengungsi khususnya anak-anak dan perempuan membutuhkan penanganan khusus. Maka dari itu, Kementerian PPPA melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak akan terus memberikan pendampingan, khususnya dari aspek psikologis.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi Panti Asuhan dan Lansia Al Kautsar di Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi Panti Asuhan dan Lansia Al Kautsar di Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
"Kalau psikolog kami datangkan untuk melakukan asesmen, bilamana anak-anak ini masih mengalami trauma dan membutuhkan perhatian. Maka psikolog akan mencari starategi seperti apa yang dibuat sehingga membangkitkan semangat anak-anak ini, mereka tetap bisa merasa aman, nyaman, gembira dan hak-hak mereka harus terpenuhi yaitu sekolah," jelas Yohana.
ADVERTISEMENT
Untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak dan perempuan, pihaknya telah membawa sejumlah psikolog hingga aktivis. Dengan harapan para perempuan dan anak-anak bisa nyaman dan aman selama mengungsi di tenda, serta terhindar dari tindakan kejahatan yang mungkin saja terjadi pada mereka.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi lokasi bencana gempa di Petobo, Palu Selatan, Rabu (10/10/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi lokasi bencana gempa di Petobo, Palu Selatan, Rabu (10/10/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
"Tidak ada kekerasan atau kejahatan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam tenda, sehingga anak-anak itu tetap merasa nyaman tinggal di tenda dan menikmati masa kanak-kanak mereka sampai dengan situasi pulih kembali," tuturnya.
Meski begitu, Yohana mengakui terkendala SDM yang terbatas sehingga belum bisa menjangkau wilayah yang lebih luas. Kementerian PPPA juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menindaklanjuti pendidikan yang harus tetap diterima oleh anak-anak, hingga setidaknya sampai tingkat sekolah menengah.
ADVERTISEMENT