Terancam Tak Dapat Ijazah, Ratusan Taruna di Semarang Demo Sekolahnya

10 Januari 2019 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taruna SMK Pelayaran Berdemo Tuntut Yayasan Penuhi Kewajiban. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Taruna SMK Pelayaran Berdemo Tuntut Yayasan Penuhi Kewajiban. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ratusan taruna Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Wira Samudra, berdemo di depan sekolah mereka di Jalan Kokrosono, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka menuntut kejelasan mengenai ijazah profesi karena dampak dari pembongkaran ruang praktik.
ADVERTISEMENT
Sebab syarat mengikuti ujian untuk mendapat ijazah profesi salah satunya adalah fasilitas sekolah harus lengkap dan setiap tahun diaudit dari dinas terkait.
"Selama ini kami sekolah sudah memenuhi kewajiban kita, akan tetapi kita belum menerima fasilitas yang baik, layak, dan sesuai standar yang telah ditetapkan," kata perwakilan siswa kelas III, Ahmad Arifin, di sela-sela demo, Kamis (10/1).
Ahmad mengatakan, pembongkaran ruang praktik yang terjadi pada 2017 itu dikarenakan akan penambahan ruangan baru.Namun, hingga kini belum ada bangunan baru seperti yang dijanjikan.
Adapun laboratorium yang dibongkar meliputi ruang mesin, ruang workshop, lab kimia, lab kelistrikan dan ruang las. Akibatnya, selama ini praktikum dialihkan ke depan teras-teras ruang kelas.
Taruna SMK Pelayaran Berdemo Tuntut Yayasan Penuhi Kewajiban. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Taruna SMK Pelayaran Berdemo Tuntut Yayasan Penuhi Kewajiban. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
"Sekarang saja dua kelas digabungkan jadi satu, sumpek itu karena ada sejumlah siswa SMK sebelah (satu yayasan) yang dipindah ke sini," katanya.
ADVERTISEMENT
Ketiadaan bangunan baru ini memicu kekhawatiran para taruna, yang takut tidak bisa mengikuti ujian untuk mendapat ijazah profesi ahli nautika tingkat (ANT) atau ahli teknika tingkat (ATT) sebagai syarat bekerja di bidang pelayaran dan kelautan.
"Kalau approval (persetujuan penyelenggaraan ujian ijazah ANT) dicabut, maka kami tidak bisa ikut ujian. Kami cuma dapat ijazah SMK. Sedang kalau ikut ujian di luar pasti biayanya mahal," keluhnya.
Demo sempat mereda saat pihak yayasan melakukan mediasi dengan perwakilan taruna. Namun, dari mediasi yang berlangsung sekitar 30 menit, hasilnya tetap menggantung dan membuat sejumlah taruna kecewa.
"Hasil mediasi masih sama seperti sebelumnya, kami disuruh belajar, tapi pihak yayasan tidak berani menjamin masa depan kami hingga mendapat ijazah ANT dan ATT," kata perwakilan siswa, Syarief Hidayatullah.
Taruna SMK Pelayaran Berdemo Tuntut Yayasan Penuhi Kewajiban. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Taruna SMK Pelayaran Berdemo Tuntut Yayasan Penuhi Kewajiban. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
Syarif dan perwakilan taruna yang ikut dalam mediasi meminta maaf pada ratusan temannya. Ia juga meminta menyampaikan hal itu pada masing-masing orangtua.
ADVERTISEMENT
"Yang pasti kami berharap pak gubernur (Ganjar Pranowo) atau pihak terkait bisa turut membantu kami, menjamin masa depan kami," ujar dia.
Selain tangisan, sejumlah taruna yang tampak emosi sempat menutupi mobil pihak yayasan dengan spanduk protes. Tapi, aksi itu dicegah, sebagai gantinya, poster protes itu ditempel di depan gerbang dan ruang kelas. Ia berharap, pihak yayasan bisa menjamin masa depan para taruna. Namun hingga berita ini dibuat, pihak yayasan belum bisa dikonfirmasi.