Terlambat Datang, Pria Yunani Selamat dari Tragedi Ethiopian Airlines

11 Maret 2019 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puing pesawat Ethiopian Airlines ET 302, di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS/Tiksa Negeri
zoom-in-whitePerbesar
Puing pesawat Ethiopian Airlines ET 302, di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS/Tiksa Negeri
ADVERTISEMENT
Seorang pria Yunani selamat dari insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET302. Nyawa Antonis Mavropoulos selamat lantaran terlambat masuk pesawat.
ADVERTISEMENT
Dalam facebooknya Mavropoulos menceritakan, ia terlambat dua menit sebelum pintu pesawat ditutup untuk lepas landas.
Peristiwa itu awalnya sempat membuat Mavropoulos jengkel. Namun, usai mengetahui pesawat yang ditumpangi jatuh enam menit usai lepas landas, Mavropoulos sangat bersyukur.
"Petugas bandara sempat membawa saya ke kantor polisi, petugas meminta saya tak protes tapi berterima kasih pada Tuhan. Saya satu-satunya penumpang yang tak jadi naik ET 302 penumpang, yang lainnya tewas," ucap Mavropoulos sembari memposting foto boarding pass Ethiopian Airlines tujuan Nairobi Kenya seperti dikutip SBS News, Senin (11/3).
"Awalnya saya sangat marah karena tak ada yang membantu saya untuk tiba di gate tepat waktu, tapi ini ternyata hari keberuntungan saya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
"Ini pertama kalinya saya merasa sangat bahagia, saya menulis sebuah surat dan saya bersyukur masih hidup dan saya punya banyak teman yang membuat saya merasakan cinta dari mereka," sambung dia.
Mavropoulos merupakan presiden LSM Swiss Solid Waste Association. Ia berangkat ke Nairobi untuk menghadiri pertemuan tahunan PBB mengenai lingkungan hidup.
Pesawat Ethiopian Airlines ET302 jatuh di Kota Bishoftu, Ethiopia, pada Minggu (10/3) enam menit setelah lepas landas dari Bandara Bole, Addis Ababa.
Pesawat Boeing jenis 737 MAX tersebut mengangkut 149 penumpang dan delapan awak kabin. Adapun pesawat jenis ini sama dengan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Indonesia, pada Oktober 2018. Peristiwa itu menyebabkan 189 penumpang dan awak tewas.
ADVERTISEMENT
Salah satu penumpang tewas adalah WNI yang bekerja untuk Badan PBB untuk Pangan yang bermarkas di Roma, Italia.