Teroris Kelompok JAD Danai Aksi Pemboman dari Merampok

2 April 2019 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Foto: Reki Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Foto: Reki Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi telah menangkap WP, terduga teroris yang berafiliasi dengan Jamaah Anshorut Daulah (JAD), di Bandung, Kamis (28/3). Usai penangkapan dan pemeriksaan, polisi mendapatkan informasi bahwa pimpinan kelompok ini yaitu A, pernah terlibat aksi terorisme sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Salah satunya masih terkait masalah bom Surabaya, kemudian, masih ada beberapa serangan terorisme yang dilakukan di Solo, kan ada beberapa kejadian di Solo itu, termasuk bom bunuh diri di Polresta Surakarta itu,” ucap Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Gedung Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
A, menurut informasi yang didapatkan Dedi, merupakan amir atau pemimpin kelompok tersebut. Sedangkan WP hanya merupakan kaki tangan dari A.
Kepolisian sampai saat ini masih mendalami kelompok ini, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur.
Dedi juga mengatakan, kelompok ini sedang melakukan penggalangan dana dengan cara fa’i untuk merencanakan aksi teror.
TNI-Polri baku tembak dengan teroris di Poso Foto: Dok. istimewa
“Kelompok mereka ada yang sebagai pendana, sama, dia mencari dana juga. Mencari dananya dengan apa? Dengan cara fa’i, dengan cara merampok, setelah dia mendapat dana dia baru menyusun rencana-rencana kembali untuk melakukan aksi terorismenya,” kata Dedi.
ADVERTISEMENT
Seperti karakter teroris yang terafiliasi dengan ISIS atau JAD, kelompok Bandung yang masih didalami ini juga menyasar aparat sebagai target utamanya. Hal tersebut sebagai penegasan bahwa aksi amaliyah yang akan mereka lakukan tidak terkait dengan Pilpres 2019.
“Sudah ada perintah langsung dari Suriah sana, untuk seluruh sel-sel yang ada di seluruh luar negeri, dipersilakan untuk melakukan amaliyah, atau serangan, dengan sasaran aparat keamanan yang secara gencar, secara konsisten, melakukan penegakan hukum terhadap kelompok mereka,” kata Dedi.