Testimoni Anak soal Ma'ruf Amin: Eks Striker Tebuireng yang Humoris

1 Maret 2019 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siti Mamduhah, Ma'ruf Amin dan Gus Syauqi. Foto: Rafyg Panjaitan/kumparan, Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Siti Mamduhah, Ma'ruf Amin dan Gus Syauqi. Foto: Rafyg Panjaitan/kumparan, Istimewa
ADVERTISEMENT
Kamis, 9 Agustus 2018, keluarga Ma’ruf Amin kebingungan. Di hari Jokowi mengumumkan pendampingnya di Pilpres 2019, sang kepala keluarga hilang entah ke mana sejak pukul 15.00 WIB. Jelang sore, kabar itu makin menguat dan ramai di media. Ma’ruf Amin masih hilang, anak-anaknya dirundung gelisah, ingin mendapat jawaban. Tapi apa daya, abah, sapaan bagi Ma’ruf masih belum bisa dikontak.
ADVERTISEMENT
Di lokasi terpisah, di Restoran Plataran yang terletak di kawasan Menteng, Joko Widodo tengah berdiskusi dengan para petinggi parpol pengusung. Diskusi itu berlangsung alot. Hanya kurang dari sehari batas pendaftaran capres-cawapres, namun nama pendamping Jokowi belum ditentukan.
Tepat setelah maghrib, tiga jam dari hilangnya Ma’ruf, ia resmi diumumkan sebagai cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Anak kelima Ma'ruf, Ahmad Syauqi, mendengar kabar tersebut untuk pertama kalinya dari media.
Suasana pendaftaran Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai capres-cawapres 2019 di kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Keputusan itu sebenarnya cukup membuat keluarga Ma’ruf kaget. Sebab, sebelumnya hampir tidak ada tanda-tanda ia akan terpilih --meski namanya sempat masuk dalam bursa cawapres. Namun, amanah yang telah diberikan harus diemban.
“Kesepakatan kita, intinya apa pun yang diamanahkan ke Abah ini, kalau bisa membawa kemaslahatan untuk Abah sendiri, buat keluarga, buat umat, ya kita support. Dan harus Abah, itu kan kewajiban, bukan kita yang kejar,” tutur Syauqi ketika berbincang dengan kumparan di Jalan Cirebon Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2).
Gus Syauqi, putra Kiai Ma'ruf Amin, saat memberikan pemaparan di posko Master C19 Jalan Cirebon, Menteng, Jakarta Pusat. Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan
Selama lima bulan berkampanye, menurut Syauqi, sebuah perubahan besar terjadi di keluarga tersebut. Ritme keluarga ini menjadi lebih cepat. Pasalnya, bukan hanya Ma’ruf yang turun kampanye. Anak-anaknya juga ikut berkeliling untuk mendampingi sang ayah.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pernikahannya dengan Siti Churiyah, Ma'ruf memiliki delapan orang anak. Enam perempuan, dan dua laki-laki. Mereka adalah Siti Marifah, Siti Mamduhah, Siti Najihah, Siti Nur Azizah, Ahmad Syauqi, Ahmad Muayyad, Siti Hannah, dan Siti Haniatunnisa.
Kedelapan anak Ma’ruf, masing-masing telah membagi zona kerjanya. Mereka menamakan diri sebagai Person in Charge (PIC) untuk keluarga. Misalnya, anak sulung Ma’ruf, Siti Marifah, lebih fokus menggarap daerah Sumatera, sedangkan adiknya Siti Mamduhah fokus di Jawa Barat. Tim keluarga ini pun lebih solid, tak hanya mendampingi ayahnya berkeliling tetapi juga bergerilya mengkampanyekan visi misi Jokowi-Ma’ruf.
“Ada tim-tim yang lainnya ya, ada dari Tim Kampanye Nasional (TKN), Tim Kampanye Daerah (TKD), dan tim lainnya Kiai Ma’ruf Amin (KMA), tim Jokowi-Ma’ruf. Tapi, ada di keluarga PIC untuk keluarga, kita bagi zona saja,” ujar Siti Mamduhah alias Mamam di sela kampanye Ma’ruf Amin di Kuningan, Jabar, Selasa (25/2).
ADVERTISEMENT
Dalam memimpin keluarga, Ma’ruf dikenal sebagai sosok yang lembut, namun tegas. Ma’ruf hampir tidak pernah marah, namun suaranya akan mengeras jika anaknya berbuat salah. Bagi Syauqi, ketimbang orangtua, Ma’ruf lebih tepat dianggap sebagai guru bagi anak-anaknya. Ma’ruf biasanya membebaskan anak-anaknya memilih sendiri masa depan mereka, tidak harus menjadi seorang ulama seperti dirinya.
“Soal jodoh pun beliau tidak pernah mengatur, tidak pernah harus begini, enggak. Cuma diminta cari pasangan yang baik, soal siapa, ya kita dikasih kesempatan gitu,” ungkap Syauqi.
Meski tegas, namun tidak banyak yang tahu bahwa Ma’ruf merupakan sosok yang sangat humoris. Berbagai candaan seringkali ia lontarkan dengan spontan untuk mengundang gelak tawa keluarganya. Apalagi, saat sahabatnya, presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, masih ada. Biasanya, guyonan-guyonan Gus Dur akan diteruskan oleh Ma’ruf di forum keluarganya.
Adik Gusdur, Lily Chodidjah Wahid temui Cawapres 01 Ma'ruf Amin di kediaman Ma'ruf, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (31/12). Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan
“Dulu, waktu masih ada almarhum Gus Dur, kalau lagi ke PBNU, Abah kan dulu di PBNU, kalau Abah pulang itu cerita, ada cerita yang lucu diceritain ke kita. Kalau pulang, ngobrol sama anak-anak. Kita juga ketawa, ada cerita-cerita lucu, selalu ada. Jokes Abah itu banyak,” ungkap anak kedua Ma’ruf, Siti Mamduhah atau kerap disapa Teh Mamam.
ADVERTISEMENT
Meski humoris, bukan berarti Ma’ruf mau menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak berguna. Ia selalu berprinsip, apapun yang dilakukan harus memiliki nilai dan manfaat. Pun saat berlibur bersama keluarga.
Mamam mengenang, saat kecil, ia nyaris tidak pernah pergi dengan tujuan jalan-jalan. Ayahnya lebih suka mengajak anak-anaknya pergi sambil belajar.
“Abah enggak suka yang main-main, plesiran, yang enggak ada tujuan dan manfaatnya. Jadi Abah kalau ke luar negeri, memang ada tugas sekalian, kita kadang salah satu ikut. Tapi tidak pernah khusus untuk jalan-jalan, pasti sekalian dengan ada yang dikerjakan,” ucap Mamam.
Cawapres no urut 01 Ma'ruf Amin (kanan) bersama anaknya Siti Mamduhah di Kuningan, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
Jika masih ada waktu senggang, Ma’ruf biasanya memanfaatkan waktu untuk membaca buku atau berolahraga. Menurut Mamam, banyak yang tidak tahu bahwa ayahnya itu merupakan atlet yang cukup diandalkan pada masanya. Ma’ruf sempat menjadi striker andalan Pondok Pesantren Tebuireng.
ADVERTISEMENT
Meski usianya tak lagi muda, namun bukan berarti Ma’ruf meninggalkan hobby-nya berolahraga. Di sela jadwal kampanye yang padat, ia tetap rutin bersepeda keliling kompleks untuk menjaga tubuh tetap bugar.
“Abah kan sudah biasa olahraga, biasa bersepeda, ya jalan-jalan bersepeda di rumah. Pola makan juga diatur,” tutur anak kedua Ma’ruf.
Belum lagi, soal kesehatan, Ma’ruf sebenarnya hampir tidak punya masalah --tidak seperti yang kerap diisukan. Mamam menjamin, fisik Ma’ruf sangat prima, bahkan nyaris lebih unggul dari generasi muda.
Cawapres 01 Ma'ruf Amin kenalkan istrinya merespons isu hoaks tentang dirinya di acara Deklarasi Relawan Kisan, Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (28/2). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Kuncinya, menurut Mamam, selain olahraga yang teratur, juga pola makan yang terjaga dengan baik. Meski ayahnya sangat suka dengan wisata kuliner, namun ia juga sangat patuh pada perintah dokter. Jika dokter memintanya mengurangi konsumsi suatu makanan, Ma’ruf akan dengan sangat ketat menurutinya.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, Ma’ruf sudah lama meninggalkan kebiasaannya merokok sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Ma’ruf, juga tak lagi rutin mengonsumsi kopi setiap saat, seperti yang ia lakukan saat masih muda.
“Dulu, waktu masih 30-an, Abah ngerokok. Tapi begitu sempat sakit, hanya dirawat tiga hari, dokter minta tidak merokok, berhenti total. Enggak pernah sama sekali, total berhenti. Ngopi pun berhenti total,” ungkap Mamam.
Cawapres no urut 01 Ma'ruf Amin (kanan) bersama putranya Gus Syauqi (kiri) di Kuningan, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
Namun, saat ini, status cawapres membuat waktu Ma’ruf untuk keluarga semakin berkurang. Satu-satunya kesempatan untuk bercengkrama adalah jika ayahnya tengah menggelar kampanye di wilayah mereka. Namun, jika tak ada agenda, anak-anak Ma’ruf biasanya selalu berusaha menyempatkan diri untuk pulang dan bertemu sang ayah.
“Biasanya kita ngejar Abah, kalau Abah ada di rumah ya kita datang,” tutur dia.
Cawapres RI Ma'ruf Amin, Sabtu (21/9/2018). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Tahun 2013 lalu, menjadi momen terberat dalam hidup Ma’ruf. Istrinya, Siti Churiyah, meninggal dunia di usia 67 tahun karena penyakit liver. Kehilangan belahan jiwanya, membuat Ma’ruf sempat hanyut dalam kesedihan.
ADVERTISEMENT
Anak-anak Ma’ruf kemudian berinisiatif untuk menawarkan pendamping baru baginya. Sebab, mereka tak ingin Ma’ruf sendirian mengarungi masa tuanya. Kebetulan, kebanyakan anak-anak Ma’ruf tak lagi tinggal bersamanya selepas menikah.
“Ya memang Abah membutuhkan itu (pasangan), saya coba tawarkan itu, ‘kalau Abah mau menikah lagi, monggo. Mau dicarikan apa cari sendiri?’,” tutur Syauqi.
Cawapres 01 Ma'ruf Amin dan istri Wury Estu Handayani, berbincang hangat dengan media sebelum safari di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa, (26/2). Foto: Rafyq Panjaita/kumparan
Beberapa bulan setelah Siti Churiyah meninggal, Ma’ruf dikenalkan dengan Wury Estu Handayani oleh sahabatnya, Kiai Hidayat. Wury yang sudah dua tahun menjanda merupakan murid Kiai Hidayat.
“Abah terus tanya (ke anak-anaknya) ‘gimana?’, ya kalau Abah sreg, monggo. Karena Abah yang menjalani gitu, kita harus bisa memahami, dan kita sadar Abah itu milik umat dan ya memang harus kita ikhlaskan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Mendapat restu anak-anaknya, Ma’ruf pun menggelar pernikahan sederhana. Tanggal 31 Mei 2014, tujuh bulan setelah menduda, Ma’ruf resmi mempersunting Wury di aula Masjid Sunda Kelapa.
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin bersama istri Wury Estu Handayani bersiap menonton debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Menghadapi Pilpres 2019, Ma’ruf Amin kerap kali diserang hoaks. Keluarga mau tidak mau harus beradaptasi dengan hal ini. Di benak Mamam dan Syauqi, mereka harus banyak-banyak sabar. Tadinya kaget mendengar rentetan hoaks, kini keduanya sudah biasa menghadapi serangan hoaks.
Optimisme menang di Pilpres 2019 juga terus membayangi keluarga Ma’ruf. Mereka menyadari Ma’ruf seringkali dianggap sebagai underdog, melawan Sandiaga Uno yang notabene lebih muda dan identik dengan kaum milenial. Tapi, justru menjadi underdog akan menjadi kekuatan Ma’ruf.
Sandi Uno dan Ma'ruf Amin di KPU. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Syauqi yakin Ma’ruf punya banyak kelebihan dibandingkan Sandi. Misalnya, dari segi pengalaman berpolitik dan berorganisasi, Ma’ruf sudah lama memulai jauh sebelum Sandi terjun. Ma’ruf misalnya, sudah menjadi anggota dewan sejak tahun 1970an. Ma’ruf sudah teruji di berbagai gelanggang, dari parlemen hingga Nahdlatul Ulama dan MUI.
ADVERTISEMENT
Keunggulan inilah yang akan ditampilkan Ma’ruf dalam debat capres ketiga yang akan digelar 17 Maret. Debat ketiga akan menampilkan Ma’ruf dan Sandi, tanpa Jokowi atau Prabowo. Syauqi menjelaskan, di debat pertama, ayahnya memang banyak dikritik. Sebab, ia tak banyak menyampaikan pernyataan. Namun, di debat ketiga nanti, Syauqi yakin ayahnya akan memberikan banyak kejutan.