TGB Imbau Tokoh Agama Suarakan Kebaikan Jelang Kampanye Terbuka

23 Maret 2019 14:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang, saat mengunjungi kantor kumparan, Jakarta. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang, saat mengunjungi kantor kumparan, Jakarta. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
ADVERTISEMENT
Tokoh agama menjadi sosok yang kerap dihadirkan dalam kampanye baik untuk Pilpres maupun Pileg 2019. Tujuannya tentu untuk meyakinkan pemilih bahwa calon yang tengah berkampanye adalah pilihan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Namun, kehadiran tokoh agama di acara politik justru dinilai memecah belah.
Menanggapi hal itu, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majid memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, masyarakat tidak boleh alergi dengan kehadiran tokoh agama dalam proses politik. Terutama saat kampanye terbuka yang akan digelar pada 24 Maret hingga 13 April nanti. Tidak semua tokoh agama seperti itu, semua tergantung dengan konten yang dibawa.
“Jangan alergi ya, kita membayangkan bahwa kalau tokoh agama terlibat politik itu akan memecah belah akan negatif. Tergantung dari konten yang dibawa,” kata TGB usai acara tablig bersama alumni ITB untuk Jokowi, di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Sabtu (23/3).
TGB Zainul Majdi saat tablig di Manggala Wanabakti, Sabtu (23/3). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Menurut Wakil Ketua Bappilu Partai Golkar itu, tokoh agama memiliki kewajiban untuk menyampaikan kebaikan dalam berpolitik. Karena menurutnya kontestasi politik hanyalah perlombaan sesama anak bangsa.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau ada tokoh agama di paslon 1 misalnya, saya yakin tetap menyuarakan bahwa ini fastabiqul khairat, ini adalah perlombaan sesama anak bangsa. Musabaqah kalau di MTQ. Penuh dengan keriangan siapapun yang menang, ya Indonesia yang menang. Siapapun yang berhasil, ya negara kita akan maju ke depan mudah-mudahan. Di paslon 02 juga kita berharap kalau ada ulama dia juga menyuarakan itu,” kata TGB.
Ia juga berharap agar tidak ada tokoh agama yang menggunakan idiom agama yang menyamakan kontestasi politik dengan perang. Hal itu menurut TGB sangat berbahaya.
“Ini fastabiqul khairat, bukan perang, bukan mau armagedon, bukan perang akhir zaman. Itu terlalu bahaya menggunakan idiom-idiom perang suci yang untuk kontestasi antar kita anak bangsa,” kata TGB.
ADVERTISEMENT
Ia juga menanggapi maraknya hoaks jelang Pemilu 2019. Menanggapi hal itu TGB mengingatkan agar tak ada yang berusah meraih kemenangan politik dengan cara menyebar berita bohong.
TGB Zainul Majdi saat tablig di Manggala Wanabakti, Sabtu (23/3). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
“Hoaks ini harus kita lawan dan kita tidak boleh mencari kemenangan politik dengan instrumen hoaks. Kita tidak boleh membiarkan usaha untuk mendapatkan kemenangan dengan cara hoaks itu berhasil,” kata dia.
Menurutnya, jika produsen hoaks menang dalam pemilu maka akan timbul preseden baru untuk menggunakan hoaks agar menang pemilu.
“Karena kalau itu (menyebar hoaks) berhasil maka akan timbul preseden baru di tengah masyarakat yang kira-kira bunyinya adalah ‘kalau anda mau menang kontestasi politik di Indonesia, maka produksilah hoaks sebanyak-banyaknya dan fitnahlah lawan politik anda dengan sekeras-kerasnya,” kata TGB menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, TGB meminta agar masyarakat bersama-sama melawan hoaks. Hal itu dilakukan agar produsen hoaks tidak berhasil memenangkan kontestasi pilpres ataupun pileg.
“Maka bagi saya dalam pilpres atau kontestasi 2019 ini, pilpres dan pileg, tugas kita bersama memastikan bahwa produsen hoaks itu tidak berhasil mewujudkan apa yang mereka inginkan. Kita lebih suka dan cinta kepada kebenaran,” ucap TGB.