TGB: Orang Kini Hadiri Pengajian Lebih Konsen ke Afiliasi Politik

23 Maret 2019 11:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TGB Zainul Majdi saat tablig di Manggala Wanabakti, Sabtu (23/3). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
TGB Zainul Majdi saat tablig di Manggala Wanabakti, Sabtu (23/3). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menghadiri tablig yang digelar Alumni ITB untuk Jokowi (AIWI) di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Sabtu (23/3).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, TGB menyampaikan soal kata umat yang kini banyak digunakan di ruang publik dalam masa Pilpres 2019. Namun, kata itu tidak digunakan untuk menyatukan umat Islam, melainkan menyekat dan membeda-bedakan.
Bahkan karena hal itu pula, banyak masyarakat datang ke pengajian lebih mengutamakan afiliasi politik dari penceramahnya. Bukan lagi memikirkan isi pesan yang disampaikan penceramah.
“Sekarang Bapak Ibu kalau hadir, mohon maaf, kalau hadir pengajian-pengajian, kalau hadir dakwah-dakwah, kalau ada ustaz, orang sudah bukan lagi konsen pada pesan-pesan. Orang-orang itu konsen pada ini paslon 1 atau paslon 2,” kata TGB di lokasi acara.
TGB Zainul Majdi saat tablig di Manggala Wanabakti, Sabtu (23/3). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
“Orang tidak konsen lagi. Orang tidak lagi menyiapkan hati dan pikirannya untuk menyerap kemuliaan Islam. Orang lebih siap untuk mencari tahu afiliasi politiknya apa ini ustaz. Karena memang ruang publik kita ketika bicara umat Islam itu pembelahan-pembelahan,” tambah TGB.
ADVERTISEMENT
Menurutnya banyak yang menggunakan kata umat hanya untuk menggalang dukungan politik. Seakan yang tidak sepaham tidak membela umat.
Menurutnya cara tersebut tidak seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dalam membahasakan kata umat. Rasul menggunakan kata umat merujuk pada pengikutnya yang tidak henti menghadirkan kebaikan.
TGB menambahkan, dalam piagam Madinah rasul menggunakan kata umat tidak hanya untuk mereka yang satu agama, tapi juga untuk mereka yang satu visi dan semangat perjuangan yang sama.
“Kita mengaku sebagai umat Islam yang cinta rasul, tapi cara kita membahasakan Islam sungguh-sungguh jauh dari teladan Rasullah SAW,” kata TGB.