TGB: Saya Tak Dukung Khilafah, Tapi Bakar Bendera Perbuatan Tercela

23 Oktober 2018 14:47 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tuan Guru Bajang (TGB) saat berkunjung ke kantor kumparan. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tuan Guru Bajang (TGB) saat berkunjung ke kantor kumparan. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ulama yang juga mantan Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, ikut bicara soal aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh anggota GP Ansor (Nahdlatul Ulama) di Garut pada Sabtu (20/10).
ADVERTISEMENT
TGB menyebut dirinya sebagai muslim yang cinta NKRI dan menolak gagasan khilafah yang diusung HTI. Namun, TGB menentang alasan anggota Banser membakar bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dianggap sebagai bendera HTI.
"Saya tidak mendukung ide khilafah. Saya meyakini, Islam tidak memerintahkan satu sistem pemerintahan tertentu, namun memberi panduan nilai-nilai mulia yang harus terwujud dalam sistem apa pun," kata TGB melalui Instagramnya, Selasa (23/10).
Menurutnya, sistem republik demokratis yang disepakati dalam NKRI tak kalah valid dan sahnya dibanding sistem khilafah. Karena nilai-nilai dasar yang diperjuangkan Islam telah ada, utamanya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, syura dan keadilan.
"Tinggal bagaimana kita mengimplementasikan niali-nilai itu dalam kehidupan berbangsa," lanjutnya.
Lambang ormas HTI (Foto: Facebook/Hizbut Tahrir Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Lambang ormas HTI (Foto: Facebook/Hizbut Tahrir Indonesia)
Bagi TGB, NKRI adalah maslahat nyata, sedangkan khilafah adalah maslahat prediktif. Ada kaidah yang mengatakan, al-maslahah al-mutahaqqiqah an-naajizah muqaddamah 'alal maslahah al-mustaqbalah al-marjuhah. Maslahat nyata, jelas dan telah terwujud, didahulukan di atas maslahat prediktif yang belum terwujud.
ADVERTISEMENT
"Namun, cinta NKRI adalah satu hal, sedangkan membakar bendera yang bertuliskan kalimat tauhid adalah hal lain," kata TGB.
TGB menuturkan, perilaku tercela menggunakan kalimat tauhid untuk tujuan kekuasaan, tidak boleh menyebabkan kita ikut melakukan perbuatan tercela. "Segala anarkisme akan menghilangkan keadaban publik. Tahan diri, perbanyak silaturahmi," kata TGB.
Dia menambahkan, kalimat tauhid adalah persaksian umat manusia di dunia dan akhirat. Dalam kalimat tauhid ada dua asma termulia. Asma Allah tujuan manusia kembali, dan asma Rasul yang syafaatnya diharapkan nanti.
"Muliakan asma-asma itu dengan tidak menjadikannya tameng mencari kekuasaan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT