news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

'The Silence Breakers' Persembahan Majalah TIME di Akhir Tahun 2017

7 Desember 2017 7:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Person of The Year, majalah Time. (Foto: Instagram/@tylorswift. @therealselmablair, @milano_alyssa, @susanthesquark)
zoom-in-whitePerbesar
Person of The Year, majalah Time. (Foto: Instagram/@tylorswift. @therealselmablair, @milano_alyssa, @susanthesquark)
ADVERTISEMENT
Majalah TIME merilis sampul 'Person of the Year' tahun 2017 dengan tema utama 'The Silence Breakers'. Berbeda dari sampul-sampul sebelumnya yang hanya menampilkan satu sosok saja, kini TIME menunjuk sekelompok wanita bertengger di sampul utamanya.
ADVERTISEMENT
Sekelompok perempuan tersebut adalah mereka yang ada di balik gerakan #MeToo.
Pemimpin Redaksi TIME, Edward Felsenthal mengatakan, gerakan #MeToo yang didalangi oleh wanita dan beberapa pria ini merepresentasikan kekuatan serta keberanian yang kemudian membawa perubahan besar dalam beberapa tahun belakangan.
Tagar #MeToo menjadi viral di media sosial menyusul tuduhan pelecehan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh produser film Harvey Weinstein.
Tarana Burke, wanita yang menciptakan tagar #MeToo 10 tahun yang lalu, dan Alyssa Milano yang mempopulerkannya, hingga kini terus fokus terhadap upaya yang perlu dilakukan untuk menolong wanita korban pelecehan seksual.
Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari nytimes, Burke mengatakan gerakan #MeToo bukan hanya sesaat, namun ini adalah sebuah perubahan.
ADVERTISEMENT
"Saya berpikir sekarang tugas tersebut benar-benar dimulai. Tagar #MeToo merupakan sebuah deklarasi. Namun sekarang kita harus bersiap untuk berjuang dan menyelesaikan permasalahan itu," tuturnya.
Alyssa Milano memberikan dukungan atas apa yang disampaikan oleh Burke.
"Saya ingin perusahaan memiliki kode etik, saya mau perusahaan memperkerjakan lebih banyak wanita, saya ingin memberikan pelajaran yang lebih baik kepada anak-anak kita," kata Milano.
"Inilah hal-hal yang harus kita perjuangkan, dan sebagai wanita kita harus saling mendukung dan menyemangati dengan cukup mengatakan `tidak akan terjadi lagi (pelecehan seksual)`," tambahnya.
Dengan hadirnya tagar #MeToo kini banyak orang terutama mereka yang bekerja di industri perfilman, ikut bersuara lantang soal isu pelecehan seksual.
Selain mereka yang berada dibalik gerakan #MeToo, penyanyi Tylor Swift dan Ashley Judd juga masuk dalam jajaran 'The Silence Breakers'.
ADVERTISEMENT
Swift dan Judd sama-sama memiliki keberanian bersuara lantang menentang aksi pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME, Taylor Swift mengatakan,"Kamu tidak seharusnya disalahkan karena menunggu 15 menit atau 15 hari atau 15 tahun untuk melaporkan pelecehan seksual dan tindak kekerasan," jelasnya.
Bukan tanpa alasan Swift mengatakan hal tersebut, kepada TIME, Swift bercerita tentang pelecehan seksual yang menimpanya pada 2013. Saat itu ia tengah menghadiri acara temu dengan penggemar di Denver. Di momen itulah penyiar radio, David Mueller, meraba bokongnya.
Swift pun melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib, dan Mueller dipecat dari pekerjaannya.
Sementara itu, Putera Mahkota Arab Saudia Mohammed bin Salman (32) terpilih sebagai 'Person of The Year' berdasarkan hasil poling daring majalah TIME. Dia memperoleh 24 persen suara dan mengalahkan sejumlah pemimpin dunia lain seperti Donald Trump hingga Vladimir Putin.
ADVERTISEMENT