The Washington Post Terbitkan Tulisan Terakhir Jamal Khashoggi

19 Oktober 2018 10:16 WIB
Jamal Khashoggi. (Foto: Instagram/@jkhashoggi)
zoom-in-whitePerbesar
Jamal Khashoggi. (Foto: Instagram/@jkhashoggi)
ADVERTISEMENT
The Washington Post pekan ini menerbitkan tulisan terakhir Jamal Khashoggi, dua pekan setelah jurnalis Arab Saudi itu diduga tewas dibunuh. Dalam tulisan tersebut, Khashoggi menyampaikan pentingnya kebebasan pers di negara-negara Arab.
ADVERTISEMENT
Dalam pengantar pembuka tulisan opini itu, editor The Washington Post Karen Attiah, mengaku menerima tulisan tersebut dari penerjemah dan asisten Khashoggi sehari setelah dia dinyatakan hilang di Istanbul. Attiah menahan tulisan tersebut, berharap akan merilisnya setelah Khashoggi pulang.
"Sekarang saya harus menerimanya: Bahwa itu tidak akan terjadi. Ini adalah tulisannya terakhir yang saya sunting untuk The Post," kata Attiah.
"Kolom ini secara sempurna menangkap komitmen dan semangatnya untuk kebebasan dunia Arab. Kebebasan yang merenggut nyawanya. Saya selamanya bersyukur dia memilih The Post sebagai rumah jurnalistik terakhirnya setahun yang lalu dan memberikan kami kesempatan bekerja sama," lanjut Attiah.
Khashoggi dalam tulisan tersebut membukanya dengan data laporan Freedom House soal kebebasan di dunia. Di dunia Arab, kata dia, negara yang paling bebas adalah Tunisia. Berturut-turut menyusul adalah Yordania, Maroko, dan Kuwait. Sisanya, mengekang kebebasan.
Aktivis hak asasi manusia dan para jurnalis, melakukan protes di luar Konsulat Saudi di Istanbul. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis hak asasi manusia dan para jurnalis, melakukan protes di luar Konsulat Saudi di Istanbul. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
Dia juga menyampaikan harapan para jurnalis, akademisi, dan masyarakat umum akan kebebasan usai revolusi besar Arab yang dikenal dengan Arab Spring pada 2011. Harapan itu, kata Khashoggi, sirna karena situasi kebebasan tidak berubah, malah lebih parah.
ADVERTISEMENT
Penangkapan jurnalis dan aktivis dilakukan di Arab Saudi dan Mesir, contohnya. Internet diblokir, laju informasi terhambat.
"Dunia Arab menghadapi Tirai Besi versinya sendiri, diberlakukan bukan oleh aktor eksternal tapi kekuatan domestik yang berlomba merebut kekuasaan," tulis Khashoggi.
"Dunia Arab perlu versi modern dari media transnasional lama agar rakyat bisa dapat informasi soal isu global. Lebih penting lagi, kita perlu menyediakan sarana bagi suara-suara Arab."
"Melalui penciptaan forum internasional yang independen, dijauhkan dari pengaruh pemerintahan nasional yang menyebarkan kebencian melalui propaganda, masyarakat umum di dunia Arab akan bisa mengatasi masalah struktural yang mereka hadapi," ujar Khashoggi lagi dalam tulisan berbahasa Arab dan Inggris itu.
Hingga saat ini keberadaan Khashoggi, atau jasadnya, masih belum ditemukan. Upaya pencarian kini dilakukan kepolisian Turki ke hutan-hutan di sekitar Istanbul.
ADVERTISEMENT