news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tim Gabungan Lacak Keberadaan Harimau yang Menerkam Warga Riau

5 Januari 2018 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harimau Benggala. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Harimau Benggala. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau bersama tim gabungan terus melakukan upaya untuk mencari harimau yang memangsa salah satu karyawati Eboni Estate PT THIP di Kabupaten Indragiri Hilir bernama Jumiati, Rabu (3/1) lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Antara, Jumat (5/1), selain BBKSDA Riau, tim gabungan tersebut juga terdiri dari aparat kepolisian serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) sertak pihak perusahaan.
“Tim identifikasi dan translokasi telah berada di lapangan. Hingga kini mereka terus bergerak melacak harimau tersebut,” ujar Pelaksana Tugas Kepala BBKSDA Riau, Haryono.
Mereka telah dua hari berada di tempat kejadian perkara yang berlokasi di area perkebunan PT Tabung Haji Indo Plantantion (THIP), Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelanggiran, Kabupaten Indragiri Hilir.
Menurutnya, tim kesulitan mendekteksi keberadaan harimau karena daya jelajah harimau yang mencapai 300 kilometer. Selain itu, terbatasnya akses komunikasi juga menjadi hambatan.
Untuk menangkap harimau, tim menggunakan jebakan dengan umpan kambing jantan. Menurutnya, kambing jantan diharapkan mampu menarik perhatian harimau.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya menurut Haryono, selain menurunkan tim untuk identifikasi dan translokasi, dia mengatakan tim yang sama juga berupaya melakukan upaya pencegahan konflik lanjutan antara satwa dilindungi itu dengan warga sekitar.
“Jadi salah satu fokus kita bagaimana agar masyarakat disana tidak melakukan tindakan represif usai kejadian. Kita telah berupaya melakukan upaya untuk meredam itu dan mereka bisa menahan diri,” beber haryono.
Senada dengan Haryono, Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo menjelaskan upaya pelacakan dilakukan dengan mengidentifikasi jejak, kotoran hingga bulu harimau.
“Sayangnya sampai sekarang itu belum ditemukan. Nanti gunanya adalah untuk bahan uji DNA. Sehingga ketika sudah tertangkap, bisa dipastikan apakah satwa yang sama yang menyerang korban atau berbeda,” ujar Mulyo.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Mulyo menjelaskan harimau yang menyerang warga tersebut diduga kuat berasal dari kawasan konservasi Swaka Margasatwa Kerumutan. Kawan tersebut hanya berjarak sekitar 40 kilometer dari lokasi kejadian.
Untuk informasi, Jumiati diterkam harimau saat sedang melakukan tugasnya, diperkirakan harimau tersebut berusia remaja. Perempuan berusia 33 tahun itu tewas dengan kondisi mengenaskan saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State.