Tim Jokowi Bantah Luhut-Sri Mulyani Kampanye: Kok Apa-apa Dilaporkan?

18 Oktober 2018 12:19 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TB Ace Hasan Syadzily (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
TB Ace Hasan Syadzily (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, TB Ace Hasan Syadzily, turut angkat bicara soal pelaporan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Bawaslu oleh tim Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT
Luhut dan Sri Mulyani dilaporkan ke Bawaslu karena diduga berkampanye di ajang pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali beberapa waktu lalu. Pada saat itu Luhut dan Sri Mulyani mengajak para petinggi IMF dan Bank Dunia mengacungkan satu jarinya sebagai tanda nomor satu.
Ace heran mengapa tim Prabowo-Sandi gemar melakukan pelaporan. Ia kemudian menganalogikan sebuah ketidaksengajaan mengangkat jari ketika misalnya memimpin rapat di DPR.
"Kok apa-apa dilaporkan ya? Jangan-jangan ketika saya memimpin rapat di DPR, lalu dengan tidak sengaja mengangkat telunjuk satu jari saking semangatnya juga dilaporkan juga ke Bawaslu," kata Ace melalui pesan singkat, Kamis (18/10).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
"Atau jangan-jangan nanti penyebutan nomor tak lagi dimulai dari angka 1 lagi di Indonesia karena dianggap takut kampanye," tambah Ace.
ADVERTISEMENT
Ace meminta kubu Prabowo-Sandi untuk bersikap secara proporsional. Ace berpandangan sikap Luhut dan Sri Milyani di forum IMF itu tak bermuatan makna kampanye.
"Itu bukan substansi kampanye. Masa gara-gara telunjuk yang sepele dilaporkan ke Bawaslu" ungkap Ace.
Kendati demikian, Ace mengaku tim Jokowi-Ma'ruf siap menghadapi proses hukum di Bawaslu. "Intinya, terhadap apapun gugatan, kami siap untuk menghadapiny," tegas Ace.
Hal senada juga disampaikan oleh Jubir Timses Jokowi-Ma'ruf dari PDIP Eriko Sotarduga. Ia berpendapat tak ada unsur ajakan sama sekali untuk memilih Jokowi pada saat forum IMF dan Bank Dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
"Jadi ini kembali kepada persepsi masing masing tapi apakah ada ajakan mengajak (dan keluar kata-kata seperti ini) 'ayo semua yang ada di sini mari kita memilih Bapak Presiden-Kiai Haji. Saya rasa enggak ada," kata Eriko.
ADVERTISEMENT
Ia meluruskan bahwa nomor urut pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah 01. Tidak seperti yang dipraktikkan oleh Luhut dan Sri Mulyani.
"Kalau kita lihat juga jangan lupa bahwa bapak Presiden Jokowi dan KH Ma'ruf Amin ini pasangan 01, bukan pasangan nomor 1," jelasnya.
Eriko menilai apa yang dipraktikkan, merupakan simbol persatuan yang tak memiliki arti ajakan untuk memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Eriko Sotarduga, Wasekjen PDIP bidang kerakyatan (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Eriko Sotarduga, Wasekjen PDIP bidang kerakyatan (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
"Kalau mereka kan tanda sukses, kita nomor 1 kita berhasil. Kan boleh saja dan juga kalau saya tidak salah ibu Manager Direktor IMF juga terkadang juga menyimbolkan peace ( huruf V)," pungkasnya.
Sebelumnya, Tim Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno akan melaporkan Luhut dan Sri Mulyani karena diduga menggunakan forum internasional untuk kepentingan kampanye ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
ADVERTISEMENT
Luhut mengarahkan Direktur IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengacungkan salam satu jari dalam penutupan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, Senin malam (15/10). Semula Luhut dan Sri mengacungkan sepuluh jari. Luhut kemudian mengubahnya menjadi satu jari. Namun melihat Lagarde dan Jim mengacungkan dua jari, Luhut kemudian meminta Christine untuk mengacungkan satu jari.