Tim Jokowi Soal Puisi Neno: Kami Tak Diajarkan Doa dengan Cara Memaksa

23 Februari 2019 14:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Doa dan puisi yang dibacakan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas, Kamis (21/2), menuai polemik. Kalimat tidak akan ada lagi yang menyembah Allah dalam rangkaian doa mendapat sorotan.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristyanto, mempertanyakan doa yang diucapkan Neno tersebut. Pasalnya, berdoa merupakan salah satu cara memuliakan Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Sejak kecil kami diajarkan doa-doa itu memuliakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Doa itu juga mendoakan para leluhur, doa itu untuk kepentingan yang baik, enggak ada kami diajarkan doa itu untuk maksa memaksa," ucap Hasto di Lapang Komplek Jati Permain, Bandung, Sabtu (23/2).
Anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Habib Sholeh Al Muhdar, pun ikut menanggapi doa dan puisi Neno. Habib Sholeh mengatakan, untuk masuk surga, manusia tak bisa menangis di hadapan manusia yang memiliki dengki dan hasut.
"Jangan munafik, seolah-olah mereka lebih Islam dari kita. Mereka lebih mulia dari kita di hadapan Allah? Itu belum (tentu)," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Habib Sholeh pun menyoroti acara Munajat 212. Menurutnya, setiap orang yang hadir dalam acara tersebut belum tentu masuk surga, sebab, untuk masuk surga, manusia harus mencari amalan kebaikan.
"Surga tidak gratis. Jadi, surga kita dengan kelakuan, bukan karena munajat-munajat di Monas. Itu bisa masuk surga tidak? Meskipun tiap hari masuk di Monas, munajat belum tentu bisa masuk surga," katanya.
Neno Warisman saat hadiri Malam Munajat 212 di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis, (21/2). Foto: Moh Fajri/kumparan
Doa dan puisi Neno Warisman menjadi perbincangan di media sosial. Soal perbincangan netizen itu, kumparan mencoba mendengarkan isi doa Neno.
Ucapan yang disoal netizen, yakni soal tak adalagi yang akan menyembah Allah, ada dalam rangkaian doanya. Tapi, dalam doanya itu, ia tak menyebut tegas siapa pihak yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
Berikut petikan transkrip doa Neno Warisman dari menit ke 6.22 sampai akhir:
Duhai Allah jangan kau jadikan hati kami tertutup dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam malam munajat saat engkau turun ke Jagat dunia, telah Engkau persaksikan kami tegak berdiri, ya Allah. Kami meminta, menangis, hingga basah berdiri kepadamu, seluruh harapan kami dambakan akan Engkau tolong, atau Engkau binasakan, akan engkau menangkan atau Engkau lantakkan, itu hakMu.
Namun kami mohon, jangan serahkan kami kepada mereka yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami, dan jangan, jangan Kau tinggalkan kami, dan menangkan kami, karena jika Engkau tidak menangkan kami khawatir, Ya Allah, kami khawatir, Ya Allah, tak ada lagi yang menyembahmu, Ya Allah.
ADVERTISEMENT
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin oleh pemimpin terbaik, dengan pasukan terbaik untuk negeri adil dan makmur terbaik. Takdirkanlah bagi kami generasi yang dapat kami andalah untuk mengejar nubuwah kedua, wujud dan nyata, dan munculnya sejuta Alfatih di Bumi Indonesia.
Allah Rabb, puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku, mujahid-mujahidah, yang datang berbondong-bondong dari segala arah. Maka inilah puisi munajat, mengetuk-ngetuk pintu langitmu, bersimpuh di pelataran keprihatinan atas ketidakadilan, atas kesewenang-wenangan, atas kebohongan demi kebohongan, atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan, atas kepongahan dalam kezoliman yang dipamerkan-pamerkan dalam pertunjukkan kekuasaan yang mengkerdilkan Tuhan, yang menantang kuasa Tuhan, yang tidak percaya Tuhan pembalas yang sempurna.
Ya Rabb, Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini. Allah, ini puisi munajat yang mengetuk-ngetuk pintu langitmu, turunkanlah malaikat berbaris, burung-burung Ababil, dan semut-semut pemadam api Ibrahim. Munajat penuh harap kau turunkan pertolongan yang dijanjikan bagi yang terdera, bagi pemimpin yang terfitnah, bagi ulama yang dipenjara, bagi pejuang yang terus dihadang-hadang, bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan.
ADVERTISEMENT
[Berselawat]
Untuk hari depan yang lebih baik, untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyatmu, bersama rasul-Mu dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap, keluarkan kami dari gelap. amin allahuma amin ya robbal alamin.