Timses Jokowi: Gerakan #2019GantiPresiden Tidak Mendidik

12 September 2018 12:56 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Topi #2019GantiPresiden. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Topi #2019GantiPresiden. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Zuhairi Miswari, berpendapat gerakan #2019GantiPresiden sebagai gerakan tidak mendidik. Sebab, menurutnya, istilah presiden dalam tagar tersebut tidak lazim digunakan karena seolah ingin mengganti sistem kenegaraan, bukan mengganti seorang presiden.
ADVERTISEMENT
"Tagar ini tidak mendidik karena penggunaan istilah presiden itu tidak lazim. Bahkan, pesta demokrasi tahun 2019 itu dia tidak mengganti presiden sebagai satu lembaga kenegaraan, dia mengganti orangnya," kata Zuhairi di diskusi publik bertajuk polemik perang tagar di Resto Tjikini Lima, Jakpus, Rabu (12/9).
“Maka tentu, karena istilah yang dipakai tidak mendidik itu, maka banyak menyimpulkan kalau ini makar inkonstitusional,” imbuhnya.
Selain tidak mendidik, menurut Zuhairi, pertentangan antar gerakan tersebut telah bertransformasi dari perang di dunia maya ke masyarakat. Zuhairi menilai, hal itu terjadi karena gerakan tersebut didasarkan bukan karena pendidikan politik, tapi hanya sebatas gerakan dari luapan emosional dari para pendukung.
“Itu yang mengakibatkan munculkan konflik. Kenapa? Karena salah satu bahasa yang digunakan bukan bahasa yang mengajak kita untuk beradu argumen, beradu gagasan, dia hanya menjadi satu gerakan letupan emosional dan mengarah kepada polarisasi dan fragmentasi di tengah-tengah masyarakat,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Zuhairi, hal itu yang menyebabkan konflik dan pertentangan di tengah masyarakat. Pertentangan tersebut, kata Zuhairi, bisa menjadi bola liar terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia.
“Bola liar dan juga disorientasi yang menyebabkan adanya kempok yang menunggangi gerakan ini. Jadi gerakan ini bisa menjadi bola liar yang bisa terjadi seperti di Suriah. Ditunggangi kelompok ekstrim teroris yang ingin menjadikan satu pertarungan ini yang terlalu jauh offside,” tutupnya.