Timses Jokowi: Janji Prabowo Setop Impor Hanya Retorika Politik

6 November 2018 17:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (1/9). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (1/9). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pernyataan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto soal impor menuai polemik. Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto menilai janji setop impor yang digaungkan Prabowo hanya bagian dari retorika politik.
ADVERTISEMENT
"Setop impor hanya sebagai sebuah retorika politik. Pak Jokowi lebih mengedepankan bagaimana langkah-langkah strategis sehingga Indonesia menjadi lebih mandiri, lebih berdikari," kata Hasto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/11).
Hasto melanjutkan, Prabowo tahu persis bagaimana Indonesia disetir oleh kepentingan asing (IMF) saat Orde Baru. Hasto menilai kebijakan ekonomi saat Orde Baru tak bisa lepas dari tokoh-tokoh ekonom saat itu dan Prabowo serta keluarganya menjadi bagian dari hal tersebut.
"Akibat selama 32 tahun Orde Baru itu kita melupakan sektor strategis untuk berdaulat. Politik tidak memerlukan retorika, politik memerlukan kerja nyata melalui sebuah gagasan yang terukur yang bisa diimplementasikan, bukan sekadar retorika itu," lanjut dia.
Capres Prabowo Subianto temui relawan di Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (1/11).  (Foto: Dok. Tim Media Prabowo)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Prabowo Subianto temui relawan di Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (1/11). (Foto: Dok. Tim Media Prabowo)
Hasto menuturkan Jokowi sebenarnya memiliki desain kebijakan sendiri untuk Indonesia. Semangat kebijakan Jokowi adalah agar Indonesia bisa mandiri dan kuncinya terletak pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) bukan sekadar kekayaan alam melimpah.
ADVERTISEMENT
"Tetapi kemampuan sumber daya manusia kita agar kita hijrah menjadi bangsa yang produktif, produsen, bukan konsumen. Semangat itu yang harus kita tangkap dari Pak Jokowi. Maka harus dimulai dengan revolusi mental," ucap Hasto.
Caranya dengan sekolah, dengan memperbaiki seluruh sarana pendidikan. Kemudian adanya Kartu Indonesia Pintar agar kesempatan untuk sekolah, wajib belajar itu bisa dijalankan dengan baik.
"Itulah yang dilakukan Pak Jokowi," tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meluruskan pernyataan pimpinan partainya yang juga capres Prabowo Subianto terkait dengan penolakan untuk impor jika terpilih jadi presiden Indonesia. Menurutnya, pernyatan tersebut berupa batasan untuk melakukan impor saja, bukan berarti Indonesia akan memberhentikan impor secara keseluruhan.
"Yang dimaksud oleh Pak Prabowo tentu tidak semuanya dan bukan karena tidak mungkin semua ada diproduksi di Indonesia. Apa yang bisa diproduksi di Indonesia ya tidak perlu kita impor," kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/11).
ADVERTISEMENT