Timses Jokowi Kritik Prabowo: Sering Menularkan Pilihan Kata Negatif

16 Oktober 2018 22:01 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto berkunjung ke kediaman Kiyai Misbachul Munir Al Mubarok, Demak. (Foto: Dok. Tim Media Prabowo)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto berkunjung ke kediaman Kiyai Misbachul Munir Al Mubarok, Demak. (Foto: Dok. Tim Media Prabowo)
ADVERTISEMENT
Capres Prabowo Subianto mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo, menurutnya mengelola pemerintah dengan ugal-ugalan sehingga membuat Indonesia sulit berjaya atau mewujudkan Make Indonesia Great Again.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai bahwa Prabowo yang sebenarnya sedang ugal-ugalan karena kerap menyodorkan bahasa-bahasa negatif kepada rakyat.
"Itu justru menunjukan bahwa Pak Prabowo selama ini sering menularkan pilihan kata negatif, diksi-diksi negatif. Saya kira ini menunjukan karakter beliau sebagai pemimpin," ujar Karding di Posko Cemara, Jakarta, Selasa (16/10).
"Pemimpin yang baik itu, apalagi pemimpin Indonesia, terkenal memiliki budi pekerti yang bagus," imbuhnya.
Karding menjelaskan, jika yang dimaksud ugalan-ugalan oleh Prabowo adalah terkait adanya perbedaan pendapat di antara menteri-menteri Jokowi, maka hal itu adalah sesuatu yang wajar. Yang terpenting, menurut dia, seluruh kebijakan telah berdasarkan persetujuan Jokowi-JK.
Sekjen PKB Abdul Kadir Karding (Foto: Rian/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PKB Abdul Kadir Karding (Foto: Rian/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Karding tak bisa membayangkan jika pemerintahan dikelola dengan model otoriter ala Orde Baru. Ia menilai, rakyat akan dirugikan apabila pemerintah ke depan dikelola dengan model Orde Baru.
"Selama ini belum pernah ada pembangkangan, menteri membangkang kebijakan presiden," ungkapnya.
"Tentu kita enggak bisa disamakan dengan gaya kepemimpinan zaman Pak Harto yang dikenal pemimpin otoriter. Pak Jokowi mengembangkan kepemimpinan partisipatif, tapi prinsipnya dia enggak boleh banyak pintu atau banyak kebijakan," tutur dia.
Karena itu, ia sangat prihatin jika ungkapan ugal-ugalan itu keluar dari Prabowo selaku calon pemimpin bangsa.
"Jadi saya kira sangat prihatin kan pemimpin sekelas Pak Prabowo itu sering sampaikan bahasa-bahasa yang negatif. Misalnya bagaimana pesimisme Indonesia bubar 2030, ekonomi kebodohan, terus ugal-ugalan itu bukan bahasa baik untuk masyarakat kita," pungkasnya.
ADVERTISEMENT