news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Timses Jokowi Minta Kubu Prabowo Tak Politisasi Emak-emak

14 September 2018 17:44 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Irma Suryani mengunjungi korban ledakan Kosambi (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Irma Suryani mengunjungi korban ledakan Kosambi (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jubir Timses Jokowi-Ma'ruf Amin, Irma Suryani, membantah ada kenaikan harga bahan pokok di tengah perekonomian Indonesia yang sedang menurun. Irma membeberkan harga-harga bahan pokok mulai cabai hingga beras yang saat ini harganya relatif terjangkau masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Soal ekonomi, ekonomi mana yang dibilang turun? Saya tahu persis saat ini harga cabai, Rp 15 ribu per kilo, harga Bawang merah bawang putih Rp 17 ribu per kilo, beras hari ini yang standar Rp 9.000 per kilo," kata Irma dalam diskusi 'Mengintip Visi Misi Capres dan Cawapres' di Restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).
"(Sementara itu) harga beras medium Rp 12 ribu per kilo, (beras) yang paling bagus, Rp 16 ribu per kilo, harga ayam Rp 30 ribu per kilo. Harga ikan Rp 25-35 ribu per kilo kecuali tenggiri Rp 60-80 ribu," bebernya lagi.
Ia mengatakan tak ada kenaikan harga-harga bahan pokok di pasaran akibat penurunan ekonomi seperti yang ramai diperbincangkan. Irma kemudian membandingkan harga telur di tahun 2015 malah mengalami penurunan di tahun 2018.
ADVERTISEMENT
"Harga telur di 2009 itu Rp 14 ribu, harga telur 2013 itu Rp 20 ribu itu naik 42 persen. Itu dari 2009 sampai 2013, bahkan Jelang lebaran di Manado di 2013 itu sampai Rp 30 ribu, harga telur," kata Irma.
Cabai yang dijual di pasar   (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Cabai yang dijual di pasar (Foto: REUTERS/Beawiharta)
"Kemudian harga telur di 2015 itu 25 ribu. Harga telur di 2018 Rp 24 ribu sampai 22 ribu. Itu siapa (yang bilang harga naik)? Kalau bicara itu by data, itu yang ingin saya sampaikan, jangan politisasi emak-emak," ujar Irma lagi.
Lebih lanjut ia juga berkomentar soal bakal cawapres Sandiaga Uno yang menyebut tempe setipis kartu ATM. Irma tak menampik bahwa harga kedelai impor memang terkena dampak akibat kenaikan Dolar AS.
ADVERTISEMENT
Namun Ketua DPP NasDem ini mengatakan, apa yang disampaikan Sandiaga soal tempe saat ini tipis seperti kartu ATM adalah sesuatu yang berlebihan.
Diskusi Publik IPR "Mengintip Visi Misi Capres dan Cawapres". (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Publik IPR "Mengintip Visi Misi Capres dan Cawapres". (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
"Kalau bicara ekonomi ya bicara ekonomi yang riil, kalau ada misalnya yang naik misalnya tempe saya tidak menafikkan, karena kacang kedelai kita masih kurang bagus dibandingkan kacang kedelai impor," katanya.
"Pasti memang harus impor, tapi enggak juga seperti yang Sandi bilang bahwa tempe sekarang setipis (kartu) ATM. Itu namanya lebay, mana ada tempe setipis ATM? Kalau sudah dipotong menjadi mendoan betul setipis ATM," ujar Irma.