Timses Jokowi Nilai Paslon Berhak Bawa Catatan Saat Debat

21 Januari 2019 17:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan capres-cawapres Joko Widodo (ketiga kiri) dan Ma'ruf Amin bersalaman dengan pasangan lawan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno usai debat. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan capres-cawapres Joko Widodo (ketiga kiri) dan Ma'ruf Amin bersalaman dengan pasangan lawan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno usai debat. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Lena Maryana Mukti, menjawab kritikan soal catatan yang dibawa paslon saat debat. Salah satu pengkritik adalah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, ia menilai seharusnya paslon tak membawa catatan saat debat kedua nanti.
ADVERTISEMENT
Lena menilai membawa catatan adalah hak dari setiap paslon, sehingga tak perlu dipermasalahkan.
"Data-data mengenai hutan sosial, berapa banyak yang sudah diberikan penggarapannya kepada masyarakat, kan boleh dong," kata Lena di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/1)
"Itu kan hak paslon, bahwa ada data data boleh dong," imbuhnya.
Lena menjelaskan, catatan dibawa paslon adalah untuk memperkuat penjelasan dengan data. Lena menegaskan, data yang dibawa dalam catatan justru untuk memperkuat argumentasi.
"Ini kan bukan ujian kayak di sekolah-sekolah untuk menilai berapa menurut KPU nilainya 9 atau 10, tidak," tuturnya.
Menurut Lena, untuk tampil otentik bukan dengan tak membawa catatan. Jika paslon diminta tampil otentik, menurut Lena, bisa dimulai dari mekanisme pada moderator agar tak terlalu kaku.
ADVERTISEMENT
"Contohnya misalnya, bagaimana ia mempertanyakan, yang paling baik itu kan kelihatan ketika saling bertanya, saling bertanya itu kan enggak ada kaitannya ada catatan atau tidak," kata Lena.
Sebelumnya, Fahri Hamzah memberi evaluasi saat pelaksanaan debat pertama pada 17 Januari 2019. Ia berpandangan, lebih baik paslon capres-cawapres hadir dalam forum debat dengan tidak membawa catatan apa pun.
"Yang lain itu tanpa teks, tanpa kertas dua-duanya duduk di situ, kalau mau bikin panelis lebih dari satu oke, satu pun oke lalu kemudian panelis ini berdialog dengan masing-masing kandidat sekali lagi itu tanpa teks," ucap Fahri di Gedung DPR, Senin (21/1).