Timses Jokowi: Pak Harto 32 Tahun Memimpin Tidak Pakai Bahasa Inggris

14 September 2018 12:25 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PPP Arsul Sani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PPP Arsul Sani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kubu Jokowi-Ma'ruf menolak jika kewibawaan negara menjadi alasan usulan debat capres-cawapres berbahasa Inggris. Menurut Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi, Arsul Sani, bahkan Presiden ke-2 RI Soeharto selama 32 tahun memimpin tidak pernah menggunakan bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
"Soal kewibawaan negara, kepala negara, itu tidak ditentukan oleh bahasa. Pak Harto puluhan tahun menerima tamu dengan bahasa Indonesia, dengan penerjemahnya, Pak Widodo, sudah almarhum," kata Arsul di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).
"Kemudian bicara di berbagai forum internasional dengan bahasa Indonesia kan," imbuhnya.
Menurutnya, kubu lawan harusnya berkaca pada pemimpin negara maju di Asia seperti China dan Jepang yang kepala pemerintahannya selalu menggunakan bahasa nasional mereka. Padahal, sebenarnya mereka juga mampu berbicara dengan bahasa Inggris.
"Kita lihat Xi Jinping, Shinzo Abe, sebagai kepala negara kepala pemerintahan di China dan Jepang, enggak pernah itu (menggunakan bahasa Inggris). Meski, saya yakin beliau beliau ngerti, sebagaimana Pak Jokowi juga bisa berbahasa Inggris," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Arsul lalu mempertanyakan, apakah Ketua DPP PAN Yandri Susanto yang mencetuskan ide tersebut juga mampu berbahasa Inggris. Ia menyindir, jangan sampai saat debat berbahasa Inggris digelar, justru petinggi parpol pengusunglah yang tidak paham dengan isinya.
"Yang usul debat pakai bahasa Inggris itu apa emang paham pakai bahasa Inggris? Jangan-jangan ada debat bahasa Inggris nanti yang enggak ngerti malah tokoh petinggi partai atau anggota DPR, bukan cuma rakyat yang enggak ngerti. Kan malah bikin malu," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengusulkan sesi debat capres-cawapres di Pilpres 2019 menggunakan bahasa Inggris. Karena rakyat juga ingin melihat calon pemimpinnya apa mumpuni untuk bergaul dengan dunia internasional bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya.