Timses Jokowi soal Angka Golput Tinggi : Tak Semua Beralih ke Prabowo

20 Maret 2019 6:31 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara Jokowi - Ma'ruf Amin, Ace Hasa Syadzily menunjukan Kartu Pra Kerja, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara Jokowi - Ma'ruf Amin, Ace Hasa Syadzily menunjukan Kartu Pra Kerja, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Angka golput dalam Pilpres 2019 diperkirakan masih tinggi. Kondisi ini akan merugikan paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf maupun paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi, tergantung pada segmen pemilih apa yang banyak golput.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf saat ini sebesar 58,7%, sedangkan Prabowo-Sandi 30,9%. Sementara yang belum menentukan pilihan sebanyak 9,9% dan suara yang tidak sah 0,5% dari 1.200 responden.
Namun, selisih yang mencapai 27,8% tersebut masih berada di bawah angka golput pada Pilpres 2014 sebesar 30,42%.
Menurut survei ini, tingginya angka golput ini dikhawatirkan akan mengancam suara paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.
Menanggapi hal tersebut, jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf TB Ace Hasan Syadzily menyebut, tak semuanya potensi pemilih golput tersebut akan memilih paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
"Saya kira begini, tidak setiap orang yang akan golput itu akan memilih Prabowo-Sandi, jadi menurut saya logika tidak sepenuhnya tepat," kata Ace saat dihubungi kumparan, Selasa (19/3).
ADVERTISEMENT
Ace berpendapat, selama pemilu digelar setelah reformasi, angka golput selalu tinggi bahkan mencapai 30 persen.
"Di dalam survei sejarah politik kita di era reformasi kita, golputnya 30 persen," terangnya.
Lebih lanjut, kata Ace, timses Jokowi akan bekerja lebih keras lagi untuk meyakinkan masyarakat yang belum menentukan pilihannya agar menggunakan hak pilihnya dan memilih Jokowi-Ma'ruf.
"Kerja keras untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memahami dan memilih pasangan Jokowi - Ma'ruf. Dengan cara mendorong mereka menggunakan hak politiknya berpartisipasi di dalam pemilu 2019 ini," jelas Ace.