Timses Jokowi Susun Standar Perilaku dan Ucapan untuk Kampanye Pilpres

24 September 2018 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PPP Arsul Sani. (Foto:  Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PPP Arsul Sani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kubu pasangan calon nomor urut 1, Joko Widodo-Ma'ruf Amin tengah menyusun standar etik bagi seluruh pendukung, simpatisan hingga relawan. Standar etik itu akan menjadi rujukan selama masa kampanye Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Mulai hari ini dan sedang disempurnakan standarisasi perilaku dan komunikasi publik yang mesti dikedepankan. Dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan TKN, TKD serta oleh parpol koalisi, termasuk kepada relawan," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Senin (24/9).
Standar itu nantinya berisi aturan legal yang harus ditaati oleh seluruh elemen pendukung Jokowi-Ma'ruf, antara lain standar perilaku dan ucapan di media sosial. Hal itu dilakukan agar selama masa kampanye 6-7 bulan ke depan dapat berlangsung sejuk dan damai, tanpa ada pecah belah di tengah masyarakat.
"Standarisasi perilaku ucapan dan medsos kita susun etiknya, standar berperilaku dan berucap," ungkap Arsul.
Arsul mengungkapkan standar perilaku dan bertutur kata itu sudah coba diterapkan saat deklarasi kampanye damai di Monas pada Minggu (23/9). Menurutnya, cara itu berjalan cukup efektif karena tak ada ujaran hoaks, fitnah maupun kebencian.
ADVERTISEMENT
"Test case kemarin apakah teman-teman kelompok relawan yang hadir di Monas. Sejauh pengamatan kami tidak ada (hoaks, fitnah, ujaran kebencian). Yang ada, misalnya 'Jokowi Sekali Lagi', 'Jokowi Dua Periode', sebangsa itu dan itu semangat," tuturnya.
Di akhir, Arsul berharap semua pihak bisa menjadikan Pilpres 2019 sebagai ajang demokrasi yang menyatukan seluruh anak bangsa.
"TKN berharap agar ini benar-benar mood, tone serta cuaca yang sejuk bisa kita jaga. Paling tidak kita bisa menunjukkan untuk Pilpres 2019 lebih dingin, lebih sejuk. Kalau sama saja, apalagi lebih panas maka gagal kita sebagai anak bangsa," pungkasnya.