Timses: Ma'ruf Punya Pesona Gaet Kaum Islam Tradisional di Pilpres

13 November 2018 20:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma'ruf Amin, Jokowi, Prabowo, Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin, Jokowi, Prabowo, Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni, tak sependapat sosok Jokowi dan Sandi lebih dominan daripada sosok Prabowo dan Ma'ruf pada masa kampanye pilpres yang telah berjalan dua bulan ini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sosok Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi memiliki peran tersendiri dalam mendongkrak elektabilitas. Sebab, Ma'ruf masih memiliki pesona di kalangan Islam tradisional.
"Bagi saya Kiai Ma'ruf tentu masih memiliki pesona terutama di kalangan Islam, terutama Islam tradisional. Kalau seandainya suara NU solid kemudian kelompok-kelompok Islam non-NU juga bisa ke Jokowi-Ma'ruf, saya kira tentu ini melengkapi modal besar yang sudah dimiliki Pak Jokowi," jelasnya saat dihubungi, Selasa (13/11).
KH Ma'ruf Amin menghadiri peringatan Hari Santri Nasional ke-2 bersama Ulama se-Madura di Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin, Arosbaya, Bangkalan, Madura, Jumat (19/10/2018) . (Foto: Dok. Tim Media Ma'ruf Amin)
zoom-in-whitePerbesar
KH Ma'ruf Amin menghadiri peringatan Hari Santri Nasional ke-2 bersama Ulama se-Madura di Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin, Arosbaya, Bangkalan, Madura, Jumat (19/10/2018) . (Foto: Dok. Tim Media Ma'ruf Amin)
Antoni juga menanggapi sosok Sandi yang lebih dominan daripada sosok Prabowo di kubu sebelah karena pernyataan kontroversial, gimmick politik, hingga pemberitaan. Meski demikian, Antoni menganggap pernyataan yang sering diungkapkan Sandi tak terlalu substansial.
"Coba aja kita review apa yang dia (Sandi) lakukan termasuk gimmick yang sama sekali enggak lucu itu. Dia (Sandi) bilang tempe setipis ATM, dia bilang chicken rice lebih murah di Singapura ketimbang di Jakara. Rp 100 ribu hanya dapat cabai dan bawang merah, ya banyak omong tapi enggak ada yang substansial juga," jelas Sekjen PSI itu.
Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menyebut Jokowi menjadi sentral dalam kampanye paslon nomor urut 01 tersebut. Menurutnya, Ma'ruf lebih banyak fokus mengunjungi pesantren-pesantren. Sebab, Jokowi lemah di pemilih Islam.
ADVERTISEMENT
"Ma'ruf lebih banyak mobilisasi di darat melalui kunjungan ke pesantren yang cukup sering dan memang itu ditujukan untuk memperkuat citra Jokowi di kelompok pemilih pesantren. Jadi strateginya beda," jelas Arya ketika dihubungi, Selasa (13/11).
Sementara itu, pada paslon nomor urut 02, Sandi seakan sengaja ditonjolkan daripada Prabowo. Menurut Arya, dalam empat tahun terakhir, suara Prabowo mengalami stagnasi sehingga harus ada sosok baru dalam mendongkrak elektabilitas.
"Karena terjadi stagnasi jadi tak mudah untuk naik dan butuh momentum kuat untuk bisa naik. Hal ini disadari oleh tim Prabowo-Sandi," ungkapnya.