Timses Prabowo: Genderuwo itu Bentuknya Gimana, Pak Jokowi?

9 November 2018 14:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat Tegal foto bersama dengan Jokowi di acara Pembagian Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Tegal, Jumat (9/11/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Tegal foto bersama dengan Jokowi di acara Pembagian Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Tegal, Jumat (9/11/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah istilah sontoloyo, Presiden Joko Widodo memunculkan istilah baru bagi politisi yang menakut-nakuti masyarakat lewat propaganda dengan sebutan politik genderuwo.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Koordinator Juru Bicara Tim capres-cawapres Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak, mempertanyakan yang dimaksud dengan genderuwo? Selama ini, genderuwo hanya dipersepsikan sebagai hantu menyeramkan.
"Gederuwo itu bentuknya gimana sih? Saya minta tolong dijelaskan dong. Mungkin Pak Jokowi tahu dan pernah melihat. Soalnya saya tidak pernah melihat," ucap Dahnil dalam pesan singkat, Jumat (9/11).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemendikbud, genderuwo adalah hantu yang konon serupa manusia yang tinggi besar dan berbulu lebat. Jokowi memang merinci genderuwo yang dia maksud.
Meski begitu, Dahnil mengatakan terlepas dari perdebatan wujud Gederuwo, dia sepakat dengan Jokowi bahwa perilaku politik yang menakut-nakuti, menebar horor dengan stigmatisasi kepada kelompok yang kritis dan berbeda sikap, harus segera disudahi.
Dahnil Aznar Simanjuntak (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Dahnil Aznar Simanjuntak (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
"Pertama. Mari kita sudahi menebar ketakutan dengan ancaman hukum dan kekuasaan dengan menggunakan alat negara, apalagi dengan kata-kata 'akan kami cari kesalahan kalian, kapan kalian tak pernah buat salah'," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kedua, setop menebar ketakutan Indonesia akan di-Suriah-kan, sambil menuduh mereka yang menuntut keadilan sebagai anti NKRI dan anti Pancasila sementara Pemerintah bak fasis menganggap dirinya sebagai penafsir tunggal terhadap Pancasila dan paling benar," papar aktivis.
Ketiga. Setop menebar ketertakutan kepada para ulama dan cerdik pandai yang kritis sebagai kelompok anti-NKRI dan anti-Pancasila.
Sebelumnya, di sela pembagian sertifikat tanah di Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11), Jokowi dalam sambutannya menyebut ada istilah politik genderuwo. Istilah ini ditujukan bagi politisi yang suka menakuti rakyat.
"Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu sering saya sampaikan, itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," lanjut Jokowi.
ADVERTISEMENT