Timses Prabowo: Tanpa Survei Pun, Masyarakat Tahu Korupsi Makin Marak

10 Desember 2018 18:41 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno, Sudirman Said. (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno, Sudirman Said. (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil survei LSI, mayoritas responden menilai korupsi di Indonesia meningkat dalam waktu dua tahun terakhir. Menanggapi hal itu, Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said, menilai tanpa survei pun masyarakat sudah bisa tahu hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tanpa disurvei pun, masyarakat awam mengungkapkan perasaan senada, korupsi belakangan ini semakin menjadi-jadi. Hampir setiap pekan ada OTT oleh KPK. Kepala daerah merata, dari ujung timur sampai ujung barat ada yang kena kasus korupsi," kata Sudirman saat dihubungi, Senin (10/12).
Menurut Sudirman, ada dua hal membuat praktik korupsi semakin marak. Pertama, kepala pemerintahan yang tidak memiliki sikap jelas terhadap praktik korupsi.
"Sinyal dari pimpinan tertinggi negara yang tidak dengan jelas sikapnya terhadap praktik korupsi. Secara verbal sering mengatakan ingin memberantas korupsi, tapi secara non-verbal banyak kasus yang memberi sinyal sebaliknya," ucap Sudirman.
Ilustrasi tahanan KPK. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tahanan KPK. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Selain itu, menurut Sudirman, kontrol sosial saat ini melemah karena ada ketimpangan mekanisme check and balance dalam bernegara. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya penyalahgunaan wewenang dan meningkatkan praktik korupsi.
ADVERTISEMENT
“Kedua, situasi bernegara kita sedang menghadapi pelemahan mekanisme check and balance. Akademisi kritis dipersekusi, partai kritis kadernya diperkarakan atau dicari perkaranya. Pengusaha berbeda pilihan, dicari-cari salahnya,” tutur aktivis antikorupsi itu.
Sudirman menambahkan, hasil survei LSI tersebut bukan untuk mengkritik pihak tertentu. Menurutnya, hasil survei itu bisa menjadi alarm bagi seluruh elemen bangsa.
“Menurut saya, survei itu adalah alarm, bukan dimaksudkan untuk mengkritik siapa-siapa, melainkan ‘wake up call’ untuk seluruh elemen bangsa,” tutupnya.