Timses soal Debat Pilpres 2019: Skornya 3-1 untuk Pak Jokowi
ADVERTISEMENT
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai paslon yang mereka usung telah unggul di debat Pilpres 2019, Kamis (17/1). Dewan Penasihat TKN, Romahurmuziy, bahkan menilai Jokowi-Ma'ruf unggul 3-1 dibandingnya dengan paslon oposisi.
ADVERTISEMENT
"Dalam kacamata TKN, skornya kurang lebih 3-1 lah untuk Pak Jokowi. Kita melihat, Pak Jokowi melakukan hattrick," kata Romy --panggilan Romahurmuziy-- di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1).
Romy menyebut, satu skor milik Prabowo tersebut adalah ketika ia melontarkan pernyaan soal konflik kepentingan di kabinet Jokowi. Menurutnya, saat itu jawaban Jokowi sudah tepat, namun tidak bisa tuntas karena keterbatasan waktu.
"Ketika ditanya konflik kepentingan antara menteri yang ada di kabinet Pak Jokowi ketika impor pangan, memang Pak Jokowi menjawab, sudah disampaikan bahwa perbedaan di antara para menteri itu hal biasa. Tapi pada saat jawaban lain belum tuntas disampaikan, waktu sudah habis," imbuhnya.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai dalam debat tersebut Jokowi terlihat konsisten sebagai seorang pemimpin. Ia juga menilai Jokowi-Ma'ruf tampil cukup kompak.
ADVERTISEMENT
"Dengan tampilan pertama ini, orang melihat banyak yang sebelumnya meragukan, kerjasama yang baik, pembagian tugas yang sangat pas. Tadi Pak KH Ma'ruf Amin tentang terorisme. Menunjukan hal yang sangat baik. Kedua pemimpin dapat kolaborasi," ujar Hasto di Rumah Aspirasi, Jakarta Pusat.
Ia juga menegaskan, minimnya peran yang dimiliki Ma'ruf dalam debat tersebut merupakan strategi yang sudah tepat. Sebab, Ma'ruf memang mendapat bagian untuk merespons isu terorisme saja.
"Bukan sangat sedikit (tanggapan Ma'ruf). Pembagian tugasnya memang seperti itu, karena memang KH Ma'ruf Amin betul-betul membantu Pak Jokowi. Betul-betul melengkapi Pak Jokowi ketika bicara hal yang sangat fundamental terkait dengan terorisme," tegasnya.
Dalam sesi terakhir debat, kedua paslon diminta untuk memberikan apresiasi satu sama lain, namun tak dilakukan. Wakil Ketua TKN Arsul Sani menilai, langkah keduanya yang memilih saling berpelukan itu merupakan bagian dari pertunjukan debat.
ADVERTISEMENT
"Saya kira begini, itu memang sengaja. Kan debat itu ada unsur talk and show-nya. Jadi, itu cuma ya, sekadar taktik supaya kelihatan show-nya. Wah, ada apa ini?" kata Arsul di Posko Cemara, Jakpus.
Ia menyebut, langkah tersebut dikeluarkan bukan karena kedua paslon saling bermusuhan. Justru, pelukan tersebut merupakan bentuk pertunjukan yang lebih baik dibanding hanya merespons dengan kata-kata.
"Gestur itu penting ketimbang kata-kata. Gestur dari gerakan itu jauh lebih powerful ketimbang kata apresiasi. Itu kesannya basa-basi," pungkasnya.