Tiru Gus Dur, Ma’ruf Amin Janji Tangani Papua dengan Kebudayaan

5 September 2019 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma'ruf Amin terima kunjungan sejumlah pendeta Papua di Situbondo. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin terima kunjungan sejumlah pendeta Papua di Situbondo. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin mengatakan akan berupaya meredam persoalan Papua. Ia akan menggunakan cara-cara persuasif serta merespons akar persoalan dengan pendekatan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
“Kita akan berkomunikasi dengan tokoh dan berdialog, dan tentu mengambil langkah-langkah, melalui pendekatan budaya, pendekatan agama karena tokoh agama ini punya kesepakatan untuk membangun keutuhan termasuk di Papua,” ucap Ma'ruf di kediamannya di Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat (5/9).
Ma'ruf tidak merinci lebih lanjut bentuk pendekatan kebudayaan yang akan dijalankan. Namun ia merujuk Gus Dur, yang menurutnya pernah berhasil menjalankan penyelesaian secara kebudayaan terhadap persoalan di Papua.
“Dan mereka masyarakat sangat kenal bagaimana Gus Dur dulu juga melakukan upaya-upaya sehingga orang Papua merasa diperlakukan sangat terhormat oleh Gus Dur,” ujarnya.
Menurut Ma'ruf, masyarakat Papua pada umumnya ingin hidup dengan damai. Mereka tidak ingin konflik terus berlarut-larut melanda tanah Papua.
Haul 7 tahun Gus Dur Foto: Reuters
Untuk menciptakan kedamaian itu, kata Ma'ruf, dibutuhkan upaya-upaya yang juga damai atau menyejukkan. Hal itu bisa dicapai salah satunya melalui pendekatan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Dalam hal itu, Ma'ruf pun menyatakan niatnya untuk segera datang ke tanah Papua.
“Damai ini tentu harus ada pendekatan yang membuat kesejukan, ketenangan dari sana kita nanti akan capai. Mudah-mudahan saya bisa berkunjung ke Papua,” tuturnya.
Pengepungan dan penangkapan penghuni Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya diduga menjadi sebab terjadinya kerusuhan di Manokwari, Sorong, Jayapura dan beberapa daerah lainnya. Belakangan pemerintah menuding ada kelompok separatis yang ikut menyusupi kepentingannya dalam kerusuhan itu.
Kini kerusuhan mulai mereda. Sejumlah toko sudah kembali berjualan. Namun, sekolah di Papua masih diliburkan.