Titiek: Kalau Film 'G30S/PKI' Tayang 4,5 Jam di TV, Iklan Hilang

1 Oktober 2018 1:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Titiek Soeharto, Wakil ketua dewan pertimbangan partai Berkarya (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Titiek Soeharto, Wakil ketua dewan pertimbangan partai Berkarya (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai besutan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, Partai Berkarya, menggelar pemutaran film produk Orde Baru bertajuk 'Penumpasan G30S/PKI' di Pusat Perfilman Usmar Ismail Jakarta Selatan, Minggu (30/9). Film yang diputar adalah versi penuh dengan durasi 4,5 jam.
ADVERTISEMENT
Stasiun televisi swasta di Indonesia tidak ada yang menayangkan film ini secara penuh. Pun ada, film itu diputar di tvOne dengan durasi 271 menit dan diselingi iklan.
Putri keempat Soeharto, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek, angkat bicara. Menurutnya, jika film yang memakan anggaran Rp 800 juta di era Orba ini diputar secara penuh, maka, stasiun televisi akan kehilangan banyak iklan.
“Saya enggak tahu kalau ada usaha-usaha untuk melarang diputar di televisi dan sebagainya, itu saya enggak tahu. Tapi televisi-televisi enggak mau mutar karena kalau 4,5 jam mutar banyak, ya iklan-iklan yang hilang. Jadi mungkin pertimbangannya itu,” kata Titiek di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Minggu, (30/9).
Nonton bareng film G30S PKI di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Minggu (30/9/2018). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nonton bareng film G30S PKI di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Minggu (30/9/2018). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Titiek seolah tak peduli soal film dokudrama ini mendapat banyak kritik. Versi Titiek, film yang diarsiteki sutradara Arifin C Noer tersebut, memang dibentuk untuk 'meluruskan sejarah'.
ADVERTISEMENT
“Ya, seharusnya sejarah ini harus diluruskan, harus dikatakan kepada generasi muda, sejarah apa yang benar-benar terjadi, ini apa yang diceritakan,” ujar Titiek.
Meski begitu, Titik menyambut baik jika ada rencana membuat ulang versi baru dari film era ayahnya.“Ide yang bagus (ramake film), mungkin akan kita pikirkan tapi yang penting cerita sejarahnya itu tidak berubah," pungkasnya.
Kritik yang dimaksud Titiek adalah persoalan keutuhan film. Dalam film garapan sejarawan militer Nugroho Notosusanto itu, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) digambarkan tentang kejahatan dan dosa-dosa Partai Komunis Indonesia (PKI) --yang telah dibubarkan melalui Ketetapan MPRS Nomor XXV Tahun 1966-- dan peran militer Angkatan Darat yang berhasil menumpasnya, dengan menonjolkan ketokohan Soeharto.
ADVERTISEMENT
Adapun sumber yang dipakai untuk melengkapi film ini, hanya memakai satu sumber dari The Coup Attempt of September 30 Movement in Indonesia karya Nugroho Notosusanto. Film ini resmi berhenti tayang secara nasional pada Oktober 1998.
Titik Soeharto saat nonton bareng Film G30S PKI. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Titik Soeharto saat nonton bareng Film G30S PKI. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Sejumlah penelitian mencatat film tersebut tak direkonstruksi secara utuh. Semisal Profesor sejarah University of British Columbia, John Roosa, menuturkan, peristiwa pembunuhan dan penculikan dalam G30S tidak betul-betul dilakukan oleh aktor tunggal.
Begitu pula dengan sejarawan sekaligus pendiri Historia.id, Bonnie Triyana, yang menilai film ini tidak membeberkan secara utuh rangkaian peristiwa kelam setelah G30S: persekusi massal terhadap ratusan ribu orang-orang yang dituding dan terafiliasi PKI.