news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

TNI Dirikan 25 Hunian Sementara untuk Pengungsi di Balaroa

14 Oktober 2018 5:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TNI Dirikan Hunian Sementara Bagi Pengungsi di Balaroa, Palu Barat (Foto: Puspen TNI)
zoom-in-whitePerbesar
TNI Dirikan Hunian Sementara Bagi Pengungsi di Balaroa, Palu Barat (Foto: Puspen TNI)
ADVERTISEMENT
TNI mendirikan 25 hunian sementara (suntara) bagi para pengungsi korban gempa dan likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. Huntara didirikan di posko pengungsian yang terletak di Jalan Sumur Yoga, Balaroa, Palu.
ADVERTISEMENT
Pendirian huntara itu dilakukan oleh prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya, Divisi 3/Kostrad, di bawah komando Kapten Inf Maskur Riyadi, bersama para relawan dan petugas PMI.
Menurut Kapten Inf Maskur Riyadi, pendirian 25 huntara tersebut merupakan proyek percontohan. Selanjutnya, pihaknya berencana mendirikan sekitar 300 huntara bagi para pengungsi di Balaroa. Menurutnya, setiap huntara dapat menampung sekitar delapan sampai sepuluh orang pengungsi.
“Rencananya nanti akan didirikan posko pengungsian percontohan sekitar 300 hunian sementara bagi pengungsi yang ada di Balaroa dan hari ini kami berhasil mendirikan sekitar 25 huntara,” kata Maskur dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/10) malam.
TNI Dirikan Hunian Sementara Bagi Pengungsi di Balaroa, Palu Barat (Foto: Puspen TNI)
zoom-in-whitePerbesar
TNI Dirikan Hunian Sementara Bagi Pengungsi di Balaroa, Palu Barat (Foto: Puspen TNI)
Selain mendirikan huntara, Yonif Para Raider 432/WSJ yang berkekuatan 40 personel juga membantu pengungsi mendirikan musala, fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) sebanyak tujuh buah, dan tandon air bersih. Harapannya fasilitas tersebut dapat digunakan para pengungsi untuk beraktifitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kelurahan Balaroa yang terletak di wilayah Palu merupakan salah satu daerah yang paling terdampak bencana gempa bumi dan likuifaksi yang mengguncang Palu pada Jumat, (28/9). Berdasarkan data BNPB, gempa bermagnitudo 7,4 yang disusul gelombang tsunami dan likuifaksi di beberapa wilayah Sulteng telah merenggut sekitar 2.045 korban jiwa.