TNI Pertanyakan Keinginan Bupati Tarik Personel Keamanan di Nduga

21 Juli 2019 12:53 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota TNI bermain dengan anak dari Kabupaten Nduga setelah insiden penembakan pekerja PT Istaka Karya. Foto: Dok Kapendam Cendrawasih
zoom-in-whitePerbesar
Anggota TNI bermain dengan anak dari Kabupaten Nduga setelah insiden penembakan pekerja PT Istaka Karya. Foto: Dok Kapendam Cendrawasih
ADVERTISEMENT
Penyerangan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Nduga, Papua terus terjadi. Tapi, Bupati Nduga Yaiurs Gwijangge malah meminta Presiden Joko Widodo menarik personel TNI-Polri dari Nduga, Papua.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataannya, Yairus merasa keberadaan personel TNI dan Polri menimbulkan ketegangan di Nduga sehingga banyak terjadi aksi kejahatan. Oleh karena itu, Yairus meminta tugas TNI-Polri diambilalih pemerintah setempat dengan pendekatan nonmiliter.
Merespons hal itu, Kapendam Cendrawasih, Kolonel Infantri Muhammad Aidi mempertanyakan maksud Yairus menuding TNI dan Polri sebagai penyebab ketegangan di Nduga. Padahal, sebelum kehadiran TNI dan Polri, kerap terjadi aksi pembunuhan hingga pemerkosaan di Nduga.
“Tetapi kenapa justru kehadiran TNI-Polri yang dipersoalkan? Kenapa tidak mempersoalkan keberadaan para gerombolan pemberontak?” kata Aidi lewat keterangan tertulisnya, Minggu (21/7).
Tujuan kehadiran TNI dan Polri di Nduga, kata Aidi, karena maraknya aksi kejahatan hingga kebrutalan kelompok separatis bersenjata. Oleh karena itu, Aidi meminta Bupati Nduga tidak menimbulkan polemik yang baru.
ADVERTISEMENT
“TNI-Polri ditugaskan di Nduga adalah di dalam wilayah kedaulatan negaranya sendiri kok dianggap salah. Sedangkan sekolompok orang mempersenjatai diri secara ilegal tampa hak dan melakukan tindakan separatis merongrong kedaulatan Negara yang sah justru terkesan dilindungi,” ujar Aidi.
Sebelumnya, rangkaian kejahatan kerap terjadi di Nduga, Papua. Mulai dari penembakan pekerja PT Istaka Karya, penembakan pesawat transportasi warga, hingga penembakan anggota TNI yang baru terjadi pada Sabtu (20/7) kemarin.
Yairus merasa keberadaan personel TNI dan Polri justru memancing tindakan kejahatan di Nduga. Untuk itu, Yairus meminta penyelesaian konflik tidak melalui pendekatan militer, tapi nonmiliter.
“Dengan hormat menyampaikan pada Bapak Presiden, anggota TNI-Polri yang nonorganik itu dapat ditarik dari Kabupaten Nduga. Karena mereka yang ditempatkan di sana, ketemu bapak mereka dapat ancam, dapat bakar rumah, dapat bakar ini itu, dan orang-orang selalu mengiyakan bahwa Nduga aman-aman. Nduga tidak aman,” kata Yairus, di Jakarta, Kamis (18/7).
ADVERTISEMENT