Toko Buku Legendaris Cak Tarno di FIB UI Terancam Tutup

20 Maret 2019 10:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cak Tarno di kedai buku miliknya. Foto: Facebook/Cak Tarno
zoom-in-whitePerbesar
Cak Tarno di kedai buku miliknya. Foto: Facebook/Cak Tarno
ADVERTISEMENT
Toko buku Cak Tarno menjadi hal yang tak bisa dipisahkan dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Sebab, toko buku legendaris itu begitu akrab dengan mahasiswa UI khususnya mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya.
ADVERTISEMENT
Namun, keberadaan toko buku milik Cak Tarno, sapaan akrab Sutarno, terancam tutup. Mahalnya sewa di lokasi FIB menjadi biang keladi Cak Tarno harus pindah dari tempat itu.
Saat dihubungi kumparan, Cak Tarno membenarkan bahwa kenaikan sewa dari Rp 9 juta rupiah naik Rp 17 juta rupiah per tahun tak mampu ia sanggupi. Pengumuman harga sewa baru itu, kata dia, sudah diberitahu sebulan yang lalu.
“Sebelumnya sewanya Rp 9 juta. Sekarang itu sewanya itu dihitung per meter. Per meter itu Rp 105 ribu rupiah, sedangkan ruangan saya itu ada 13 meter, jadi terhitung hampir 17 jutaan kurang lebih,” ucap Cak Tarno, Selasa (19/3).
Cak Tarno di kedai buku miliknya. Foto: Facebook/Cak Tarno
Hasil penjualan buku yang hanya mencapai Rp 5 juta rupiah per bulan dirasa tak cukup membiayai harga sewa baru kiosnya itu. Menurutnya, harga sewa segitu sudah di luar hitung-hitungannya.
ADVERTISEMENT
“Ya, sekarang anggap saya omset Rp 1 juta, kalau 20 persen, kan, cuma Rp 200 ribu seharian, kalau kali 1 bulan kurang lebih Rp 5 juta per bulannya. Kita punya anak, buat sekolah anak, biaya hidup enggak masuk hitungan, sudah dengan kondisi sekarang ini enggak masuk hitungan,” terangnya.
Rasa cintanya dengan kampus itu membuatnya tak tega jika pada akhirnya ia harus pergi. Cak Tarno mengatakan saat ini ia masih terus melakukan negosiasi terkait harga sewa baru kiosnya itu.
Ia juga menyatakan, beberapa pihak hingga Wakil Rektor pun memintanya untuk tetap berada di Kampus UI. Cak Tarno juga bercerita, tokonya itu tak hanya dijadikan sebagai tempat jual beli buku, terkadang tempatnya itu sering dijadikan tempat untuk diskusi, baik oleh mahasiswa maupun para dosen.
Suasana diskusi di kedai buku milik Cak Tarno. Foto: Facebook/Cak Tarno
“Masih mau negosiasi karena kalau dunia buku dengan sewa segitu memang sudah tidak enggak bisa buat tutup. Lebih besar pasak daripada tiang,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Iya tadi Pak Wakil Rektor datang si Pak Bambang. Ya, beliau sih masih keberatan saya pergi karena tempat saya, kan, dipake nyarikan referensi, kadang-kadang temen-teman yang disertasi itu juga suka dijadikan tempat simulasi,” sambungnya.
Rencananya, jika tak juga ada kesepakatan mengenai harga sewa, Cak Tarno terpaksa pergi dengan membawa buku-bukunya itu. Ia berencana menyewa sebuah indekos dekat rumahnya yang berada di Serua, Bojong Sari, Depok.
“Saya rencana mau bawa pulang ke rumah, jadi saya sudah menyewa kos-kosan depan rumah saya persis di Serua, Bojong Sari, Depok,” tutup Cak Tarno.