Tolak Amendemen Pembatasan, Senator Florida Pilih Persenjatai Guru

5 Maret 2018 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Protes penembakan di Florida, Amerika Serikat (Foto: REUTERS/Colin Hackley)
zoom-in-whitePerbesar
Protes penembakan di Florida, Amerika Serikat (Foto: REUTERS/Colin Hackley)
ADVERTISEMENT
Senat Florida, Amerika Serikat, menolak rancangan larangan senjata api dan memilih untuk mempersenjatai beberapa guru. Amendemen yang melarang penggunaan senjata bagi anak-anak berusia di bawah 21 tahun kalah dalam voting yang dilaksanakan pada Sabtu (2/3).
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters yang mengutip Miami Herald, hasil pemungutan suara menunjukkan 20 senator menolak, sementara yang mendukung terdapat 17 senator. Padahal, jika disetujui minimal usia pembeli dan penggunaan senjata di AS naik, dari 18 ke 21 tahun.
Aksi usai penembakan sekolah di Florida. (Foto: Reuters/Jonathan Drake)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi usai penembakan sekolah di Florida. (Foto: Reuters/Jonathan Drake)
Usai Senat Florida menolak amendemen tersebut, seorang mahasiswa Stoneman Douglas, Jaclyn Corin, mengungkapkan kekecewaannya melalui kicauan di Twitter.
"Ini menghancurkan hatiku, tapi kita tidak akan membiarkan ini menghancurkan gerakan kita. Ini untuk anak-anak," tulis Jaclyn.
Penembakan massal terjadi pada 14 Februari di SMA Marjory Stoneman Douglas High School, Parkland, Florida. Persitiwa yang menewaskan 17 orang itu kembali mengajak publik Paman Sam untuk menekan pemerintah memperketat aturan kepemilikian senjata.
Terlebih, pelaku penembakan yang bernama Nikolaz Cruz baru berusia 19 tahun. Cruz bersenjatakan senapan serbu semi-otomatis AR-15 dengan beberapa magasin. Kini, remaja yang merupakan bekas siswa dari SMA tersebut diadili atas 17 dakwaan pembunuhan berencana.
ADVERTISEMENT
Cruz diduga bisa membeli senjata itu secara legal di toko resmi di Coral Springs, Florida, karena longgarnya peraturan pembelian senjata di era Presiden AS Donald Trump.
Sementara itu, Trump menyebut salah satu solusi mencegah penembakan di sekolah adalah mempersenjatai guru. Menurutnya, jika guru dan penjaga sekolah dipersenjatai, pelaku penembakan akan berpikir dua kali untuk beraksi. Jika pun nekat beraksi, pelaku akan dengan cepat dilumpuhkan oleh para guru yang bersenjata.
"Jika ada guru yang terbiasa dengan senjata api, mereka bisa menghentikan serangan dengan cepat. Ini hanya untuk orang yang terbiasa memegang senapan dan dibawa secara tertutup," ujar Trump.