Trauma dengan Wanita, Pria di Jepang Nikahi Boneka

12 November 2018 3:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pria di Jepang yang menikah dengan sebuah boneka. (Foto: Twitter/@ogino_otaku)
zoom-in-whitePerbesar
Pria di Jepang yang menikah dengan sebuah boneka. (Foto: Twitter/@ogino_otaku)
ADVERTISEMENT
Seorang pria berusia 35 tahun dari Jepang mengikat tali perkawinan dengan boneka anime perwujudan penyanyi virtual Hatsune Miku. Acara pernikahan digelar pada 4 November lalu, dan hanya dihadiri oleh 39 tamu termasuk keluarga dan kerabat terdekat.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari AsiaOne, Senin (12/11), pria bernama Akihiko Kondo itu memutuskan menikah dengan boneka Miku karena ia mengalami kesulitan berinteraksi di tempat kerjanya. Ia memiliki pengalaman traumatis dan pernah mengalami intimidasi oleh rekan kerja wanitanya.
10 tahun lalu, Kondo diceritakan mendapat intimidasi dari atasan wanitanya hingga diskors dari pekerjaannya. Pengalaman intimidasi itu membuatnya takut hingga ia kehilangan kepercayaan kepada wanita secara umum.
Dalam masa-masa sendirinya, Kondo menemukan hiburan dan inspirasi dalam lagu-lagu yang dinyanyikan Miku. Ia menemukan suara yang manis dan menghibur dari Miku. Selama bertahun-tahun, Kondo juga mengoleksi berbagai barang Miku, termasuk gawai hologram yang dapat memproyeksikan Miku secara interaktif.
Pria di Jepang yang menikah dengan sebuah boneka. (Foto: Twitter/@ogino_otaku)
zoom-in-whitePerbesar
Pria di Jepang yang menikah dengan sebuah boneka. (Foto: Twitter/@ogino_otaku)
Hal tersebut membuatnya jatuh hati kepada boneka penyanyi virtual itu dan mengumumkan niatnya untuk menikahi Miku melalui unggahan di akun Twitternya pada Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
Tak ada yang pemandangan berbeda dari pesta pernikahan mereka. Kondo, seperti pengantin pria biasanya, mengenakan setelah jas putih. Begitu juga dengan 'pengantin perempuan' yang juga didandani dengan gaun putiih.
Di jari manis Kondo juga tersemat cincin seperti pasangan pada umumnya. Meski mendapat berbagai reaksi dan kritik, Kondo tetap pada keputusannya dan merasa lebih bahagia.