Trump Ancam Hancurkan Ekonomi Turki Jika Erdogan Serang Kurdi

14 Januari 2019 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump. (Foto: AFP/SAUL LOEB)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: AFP/SAUL LOEB)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menghancurkan perekonomian Turki jika militan Kurdi di Suriah diserang. Trump khawatir Kurdi akan rentan gempuran Turki jika AS menarik seluruh tentaranya di Suriah.
ADVERTISEMENT
Ancaman ini disampaikan Trump melalui akun Twitternya, Minggu (13/1), seperti dikutip Associated Press. Dengan gamblang, Trump menegaskan akan "menghancurkan Turki secara ekonomi jika mereka menyerang Kurdi."
"Mulai penarikan pasukan dari Suriah yang tertunda lama sembari menyerang dengan keras wilayah kekhalifahan ISIS yang masih tersisa sedikit, dan dari banyak arah. Akan menyerang lagi dari pangkalan terdekat jika mereka (ISIS) terbentuk lagi. Akan menghancurkan perekonomian Turki jika mereka menyerang Kurdi," kata Trump.
Walau mengancam Turki, Trump juga memperingatkan militan Kurdi agar "tidak memprovokasi Turki, Rusia, dan Suriah."
Pasukan Kurdi yang terletak di perbatasan Turki dan Suriah mendapat sokongan tentara AS. Mereka mendapatkan bantuan persenjataan, pelatihan, hingga perlindungan udara dari pasukan AS di Suriah.
ADVERTISEMENT
Bagi AS, Kurdi adalah sekutu dalam memerangi ISIS. Namun bagi Turki, Kurdi adalah kelompok separatis teroris yang mengancam kedaulatan mereka.
Sejak Maret tahun lalu, Turki menggelar serangan besar-besaran dengan sandi "Operasi Ranting Zaitun" untuk menghabisi separatis Kurdi YPG di perbatasan Suriah. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tidak memperlihatkan tanda akan mengakhiri operasi yang dibantu oleh kelompok pejuang Tentara Pembebasan Suriah (FSA) ini.
Pasukan Turki masuk ke Suriah (Foto: AFP/Bulent Kilic)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Turki masuk ke Suriah (Foto: AFP/Bulent Kilic)
Kebijakan terbaru Trump yang akan menarik sekitar 2.000 pasukan dan mengakhiri keterlibatan militer AS dalam konflik Suriah memicu kekhawatiran bagi Kurdi.
Banyak yang mengecam keputusan Trump, bahkan menteri pertahanan AS Jim Mattis menyatakan mundur. Anggota Senat AS mengatakan penarikan pasukan adalah "pengkhianatan bagi mitra Kurdi AS".
ADVERTISEMENT