news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Trump Cabut Kesepakatan Nuklir, Iran Tingkatkan Pengayaan Uranium

9 Mei 2018 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: AP Photo/Vahid Salemi)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: AP Photo/Vahid Salemi)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Iran mengancam akan meningkatkan pengayaan uranium tanpa batas usai Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir. Langkah Trump ini juga menuai kritikan dari negara-negara penandatangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Berbicara tidak lama usai Trump mengumumkan penarikan AS, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan saat ini perjanjian tersebut hanya melibatkan negaranya dan lima negara lainnya, yaitu Inggris, Prancis, Rusia, China, dan Jerman.
"Saya telah memerintahkan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) memulai persiapan untuk melanjutkan pengayaan tingkat industri tanpa batasan," kata Rouhani dalam pidatonya, Selasa (8/5) dikutip dari media Iran, IRNA.
Dengan melanjutkan pengayaan uranium tanpa batas, Iran telah melanggar perjanjian yang diteken tahun 2015, pada pemerintahan Barack Obama.
Dalam perjanjian itu termaktub, sanksi atas Iran akan dicabut dengan perjanjian Iran tidak akan memproses uranium dalam kadar yang bisa dibuat senjata nuklir. Iran juga dilarang menimbun uranium dan menguranginya hingga 97 persen.
ADVERTISEMENT
Rouhani mengatakan, Iran akan menunggu beberapa pekan sebelum berkonsultasi dengan negara penandatangan lainnya. Dia juga menekankan bahwa perjanjian bertajuk Rencana Aksi Gabungan Berkesinambungan atau JCPOA itu akan berjalan tanpa AS.
"Semuanya tergantung dari kepentingan nasional kami," kata Rouhani.
Menurut Trump, JCPOA penuh cacat dan Iran tetap mengaya uranium. Rouhani mengatakan, Trump mencoba menerapkan perang urat saraf kepada Iran, dan itu tidak akan berdampak apa-apa terhadap negaranya.
"Rakyat kami yang hebat tidak akan terdampak oleh serangan urat saraf ini. Kemajuan ekonomi Iran akan berlanjut. Dan rakyat tidak usah khawatir," kata Rouhani.