Trump: Pasukan AS Tetap di Suriah Utara untuk Cegah Kebangkitan ISIS

15 Oktober 2019 5:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Donald Trump Pagar perbatasan Amerika Serikat-Meksiko Foto: Nicholas Kamm/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Donald Trump Pagar perbatasan Amerika Serikat-Meksiko Foto: Nicholas Kamm/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan pasukannya yang ditarik dari Suriah utara akan tetap berada di sana untuk mencegah bangkitnya kembali ISIS. Hal ini diungkapakan Trump beberapa hari usai memutuskan menarik pasukannya dari Suriah utara ketika Turki menyerang.
ADVERTISEMENT
"Pasukan Amerika Serikat yang keluar dari Suriah sekarang akan kembali bekerja dan akan tetap berada di wilayah itu untuk memantau situasi dan mencegah terulangnya kejadian tahun 2014, ketika ISIS menyerang Suriah dan Irak," kata Trump dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Senin (14/10).
Sebelumnya, Trump memerintahkan sekitar 1.000 tentaranya yang berada di Suriah utara untuk menarik diri. Hal ini dilakukan ketika Turki melakukan serangan di wilayah tersebut.
Keputusan Trump ini membuat pasukan Kurdi kecewa. Sebab selama ini, AS mengandalkan pasukan Kurdi untuk memerangi ISIS di sana.
Tentara YPG Kurdi di Suriah. Foto: AFP/Delil Souleiman
AS menyatakan menarik ribuan pasukan mereka dari Suriah Utara yang dikuasai Milisi Kurdi, Pasukan Demokrasi Suriah (SDF), bagian dari kelompok bersenjata Kurdi YPG. Langkah ini dilakukan setelah Turki menyatakan akan menyerang wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Turki akan membangun zona aman di tempat tersebut itu untuk jutaan pengungsi Suriah di negara mereka. Bagi Turki, SDF dan YPG adalah bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok pemberontak yang dianggap teroris.
SDF dalam pernyataannya yang dikutip Reuters mengaku kecewa dengan langkah AS menarik pasukan. Bahkan, SDF mengatakan AS "menikam dari belakang". Menurut mereka, AS tidak bertanggung jawab atas komitmen mereka di Suriah.
"Walau seluruh upaya kami menghindari konflik, komitmen kami dalam kesepakatan mekanisme keamanan dan langkah-langkah mewujudkannya merupakan tanggung jawab kami, pasukan AS tidak melakukan tanggung jawab mereka dan menarik diri dari perbatasan dengan Turki," kata pernyataan SDF.
Masyarakat meninggalkan kota Ras al Ain, Suriah saat Turki melakukan serangan ke kota tersebut, Rabu,(9/10/2019). Foto: REUTERS/Rodi Said
Menurut Kino Gabriel, juru bicara SDF kepada al-Hadath TV, sebelumnya AS telah menjamin bahwa militer Turki tidak akan bisa masuk ke wilayah itu. Hal yang sama disampaikan Mustafa Bali, humas SDF, yang mengatakan AS gagal memenuhi komitmen tersebut.
ADVERTISEMENT
"Rakyat kami butuh penjelasan terkait kesepakatan mekanisme keamanan, penghancuran pertahanan, dan kegagalan AS dalam memenuhi komitmen mereka," kata Bali melalui Twitter.
Pasukan Kurdi dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi mitra AS dalam memerangi ISIS. AS memberikan mereka persenjataan, pelatihan, dan bantuan serangan udara agar pasukan Kurdi bisa masuk ke wilayah ISIS.
Pasukan Kurdi ini berperan penting dalam runtuhnya kekuasaan ISIS di Suriah. Dalam pertempuran tersebut, 11 ribu pasukan Kurdi tewas. Saat ini, AS mengandalkan Kurdi untuk memburu sisa-sisa sel ISIS yang bersembunyi di Suriah.