Trump Tarik Pasukan AS dari Suriah, Turki Langsung Perketat Perbatasan

24 Desember 2018 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump (Foto: Reuters/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump (Foto: Reuters/Carlos Barria)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Donald Trump membuktikan ucapannya untuk menarik seluruh tentara Amerika Serikat dari Suriah. Perintah itu telah diteken pada Minggu (23/12), langsung direspons dengan pengetatan perbatasan Suriah oleh Turki.
ADVERTISEMENT
"Perintah eksekutif untuk Suriah telah ditandatangani," kata juru bicara pemerintah AS seperti dikutip dari AFP.
Trump pada Rabu lalu mengatakan AS akan menarik pasukan dari Suriah karena ISIS telah terkalahkan. Menurut Trump, semakin lama tentara AS berada di Suriah, maka akan semakin banyak anggaran dan nyawa terbuang percuma.
Tentara Amerika Serikat di Suriah. (Foto: Courtesy Arnada Jones/U.S. Army/Handout via REUTERS )
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Amerika Serikat di Suriah. (Foto: Courtesy Arnada Jones/U.S. Army/Handout via REUTERS )
Trump juga mengatakan akan menarik setengah dari 14 ribu tentara AS di Afghanistan. Keputusan Trump soal Suriah ini memicu protes dari politisi dan sekutu internasional AS, salah satunya Prancis. Mereka mengatakan, penarikan tentara dari Suriah terlalu dini dan berpotensi kembali membangkitkan kekuatan ISIS.
Keputusan ini juga menjadi salah satu alasan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengundurkan diri. Mattis tidak sependapat dengan Trump soal kebijakannya ini.
ADVERTISEMENT
Saat ini ada sekitar 2.200 tentara AS di Suriah. Tugas mereka lebih sebagai penasihat strategi militer untuk kelompok milisi Suriah untuk menghadapi tentara Bashar al-Assad dan ISIS. Sementara serangan dilakukan melalui udara oleh jet-jet tempur AS.
Tentara Amerika Serikat di Suriah. (Foto: Courtesy Arnada Jones/U.S. Army/Handout via REUTERS )
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Amerika Serikat di Suriah. (Foto: Courtesy Arnada Jones/U.S. Army/Handout via REUTERS )
Intervensi AS dalam konflik ini telah berlangsung sejak 2014, ketika ISIS menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. Berkat serangan udara koalisi AS, koalisi Arab Saudi, dan jet Rusia, pasukan ISIS berhasil terusir di banyak kota-kota besar dan kini semakin terpojok.
Trump mengatakan telah berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan soal penarikan pasukan AS dari Suriah secara "perlahan dan terkoordinasi tinggi". Sumber militer AS kepada AFP juga mengatakan, penarikan pasukan akan dilakukan dengan "aman, profesional, dan tidak tergesa-gesa."
ADVERTISEMENT
Turki Perketat Perbatasan
Menyusul pembicaraan Trump dan Erdogan, Turki dilaporkan memobilisasi pasukan bersenjata untuk memperketat beberapa titik rawan perbatasan. Menurut saksi mata kepada Reuters, konvoi persenjataan Turki bergerak memasuki Suriah melalui kota perbatasan Karkamis, sekitar 35 km utara kota Manbij.
Ilustrasi tank T-155 Firtina (Storm) howitzer. (Foto: AFP/OZAN KOSE)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tank T-155 Firtina (Storm) howitzer. (Foto: AFP/OZAN KOSE)
Wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki kini dikuasai Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang bersekutu dengan pemerintah Ankara. Wilayah kekuasaan FSA menjadi zona aman yang menjaga ISIS dan pemberontak Kurdi YPG memasuki Turki.
Saksi Reuters mengatakan ratusan kendaraan militer Turki yang berangkat dari Hatay juga mengarah ke perbatasan selatan dengan Suriah, provinsi Kilis. Konvoi yang terdiri dari tank, howitzer, senapan mesin, dan truk militer itu diiringi sambutan meriah warga Turki.
Tidak ada keterangan resmi dari pemerintah Turki terkait mobilisasi ini. Namun diduga, militer Turki akan berjaga di garis depan perbatasan Suriah demi mencegah adanya serangan ISIS pasca penarikan pasukan AS.
ADVERTISEMENT