Tunjangan KTT APEC Tak Dibayar, Polisi Papua Nugini Serbu Gedung DPR

20 November 2018 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Polisi Papua Nugini (Foto: AFP/Ness Kerton)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Polisi Papua Nugini (Foto: AFP/Ness Kerton)
ADVERTISEMENT
Polisi dan tentara Papua Nugini menyerbu gedung parlemen setempat untuk meminta agar bonus penjagaan KTT APEC segera dibayarkan. Penyerbuan ke gedung parlemen di ibu kota Port Moresby dilakukan dengan kekerasan. Anggota polisi dan tentara yang marah sampai memecahkan kaca gedung dan melempar beberapa furnitur.
ADVERTISEMENT
Mereka menagih janji parlemen yang pernah menyatakan akan mencairkan bonus sebesar 350 Kina atau setara Rp 1,5 juta kepada petugas keamanan sehari setelah KTT APEC berakhir. Pertemuan antar pemimpin dunia itu berlangsung pada 17-18 November lalu.
Kabar mengenai aksi protes berujung kekerasan tersebut dibenarkan juru bicara Kepolisian Papua Nugini Dominic Kakas. Dia mengatakan, tak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
"Sekelompok polisi dan tentara berada di luar gedung parlemen dan meminta tunjangan mereka," sebut Kakas seperti dikutip dari AFP, Selasa (20/11).
Kakas mengatakan, protes ini tidak akan membesar apalagi berlanjut. Sebab, persoalan tersebut sudah diurus oleh pihak yang memegang kewenangan.
Menurut seorang saksi mata yang ada di luar gedung, tentara dan polisi yang ikut protes berjumlah ratusan.
Suasana pertemuan para pemimpi selama KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Port Moresby, Papua Nugini. (Foto: SAEED KHAN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pertemuan para pemimpi selama KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Port Moresby, Papua Nugini. (Foto: SAEED KHAN / AFP)
"Keadaan di luar gedung parlemen mencekam. Saya melihat puluhan mobil polisi dan militer, mereka memblokir beberapa ruas jalan," ucap seorang saksi mata.
ADVERTISEMENT
Papua Nugini merupakan negara angota Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) termiskin. Namun, untuk menyelenggarakan hajatan internasional ini negara tetangga Indonesia tersebut dituding menghamburkan anggaran dengan membuat KTT tersebut semewah mungkin.
Barang yang tak perlu dibeli seperti 40 mobil Maserati dan kapal feri mewah terpampang jelas di KTT itu.
Beberapa kelompok masyarakat Papua Nugini menunjukkan kemarahannya atas tindakan pemerintannya. Sebab, penghamburan anggaran dilakukan saat Papua Nugini berhadapan dengan menyebarnya wabah kolera dan malaria serta banyaknya guru yang tak dibayar gajinya.