Turis Jerman yang Selamat dari Gempa Lombok: 40 Jam Kami Tak Tidur

7 Agustus 2018 7:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan wisatawan dari Gili Trawangan, NTB yang secara bertahap berhasil dievakuasi lewat laut menuju Pelabuhan Benoa, Denpasar, sejak Selasa (7/8) dini hari tadi tampak lega ketika bisa keluar dari kawasan gempa tersebut. (Foto: Cisilia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan wisatawan dari Gili Trawangan, NTB yang secara bertahap berhasil dievakuasi lewat laut menuju Pelabuhan Benoa, Denpasar, sejak Selasa (7/8) dini hari tadi tampak lega ketika bisa keluar dari kawasan gempa tersebut. (Foto: Cisilia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seorang wisatawan asal Jerman Tom Gerajk menceritakan pengalamannya saat gempa di Pulau Lombok mengguncang tempatnya berlibur tersebut.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, gempa berkekuatan 7 magnitudo terjadi pada Minggu (7/8) di malam hari. Setelah merasakan guncangan semua orang yang berada di sekitarnya melarikan diri ke arah bukit.
"Semua orang berlari ke atas bukit saat kejadian. Ada ribuan orang termasuk lokal. Listrik mati dan situasi benar-benar tidak mengenakkan. 40 jam kami tidak tidur. Tidak ada listrik, tidak air dan makanan," ujar Tom setelah tiba di Dermaga Bounty Cruises, Pelabuhan Benoa Denpasar, Selasa (7/8) dini hari.
Ratusan wisatawan dari Gili Trawangan, NTB yang secara bertahap berhasil dievakuasi lewat laut menuju Pelabuhan Benoa, Denpasar, sejak Selasa (7/8) dini hari tadi tampak lega ketika bisa keluar dari kawasan gempa tersebut. (Foto: Cisilia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan wisatawan dari Gili Trawangan, NTB yang secara bertahap berhasil dievakuasi lewat laut menuju Pelabuhan Benoa, Denpasar, sejak Selasa (7/8) dini hari tadi tampak lega ketika bisa keluar dari kawasan gempa tersebut. (Foto: Cisilia/kumparan)
"Kami menunggu sejak pukul 07.00 pagi (kemarin). Situasi sangat chaos. Semua orang ingin keluar dari pulau tapi saat itu tidak ada informasi untuk evakuasi dan lainnya dari pemerintah," ujarnya.
Menurut Gerajk situasi yang dihadapinya semakin melelahkan usai proses evakuasi yang dinilainya cukup beresiko. Sebab, para wisatawan termasuk dirinya ketika dievakuasi mesti harus berpindah dari kapal kecil ke kapal yang besar.
ADVERTISEMENT
"Semua orang melompat ke kapal. Cukup menyeramkan. Ada dari mereka yang bawa anak-anak. Tapi semua saling bantu, orang lokal sangat berusaha membantu kami, mereka sangat ramah," kata Gerajk.
Sementara itu turis asal Denmark Annemette Paask (21), menyebut situasi saat gempa terjadi sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
"Itu benar-benar gila. Tidak bisa dijelaskan. Saat itu semua rusak. Bangunan di sekitar kami goyang dan semua berjatuhan. Kami bersyukur bisa sampai di sini, benar-benar melelahkan," tutur dia.
"Kami lari-lari cukup jauh menuruni banyak tangga untuk keluar dari tempat kami menginap. Dinding retak di sekitar kami," kata Annemette.
Setelah gempa berkekuatan 7 magnitudo mengguncang Lombok, sudah 816 lokal dan asing yang berhasil dievakuasi. 86 dibawa menggunakan KM Binaiya.
ADVERTISEMENT
Sementara 540 menggunakan kapal Bounty Cruise. Sedangkan sisanya sebanyak 190 dibawa dengan kapal Patagonia.
---
Untuk membantu meringankan duka para warga Lombok dan sekitarnya, kumparan menggalang donasi online melalui platform kitabisa. Donasi tersebut nantinya akan disalurkan kepada pengungsi di Lombok dan sekitarnya.
Jika Anda tergerak untuk membantu, dapat menyalurkannya di sini.