Tutut Soeharto di Antara Tommy dan Titiek yang Beda Partai

5 Juni 2018 15:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Cendana terkait kondisi terakhir Golkar. (Foto: Dok.Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Cendana terkait kondisi terakhir Golkar. (Foto: Dok.Istimewa)
ADVERTISEMENT
Keluarga Cendana masih eksis di politik. Bahkan meski satu keluarga, dua di antara anak Presiden RI kedua Soeharto itu berkiprah di dua partai berbeda. Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) di partai asal ayahnya Golkar, sementara Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) di Partai Berkarya.
ADVERTISEMENT
Kedua partai ini sama-sama sedang bertarung bersama 14 partai politik nasional lain menghadapi Pemilu 2019. Partai Berkarya adalah partai baru yang dibangun Tommy pada tanggal 15 Juli 2016, gabungan dari Partai Beringin Karya (BK) dan Partai Nasional Republik (Nasrep).
Pemilu 2019, menjadi debut perdana partai yang beberapa pengurusnya dari Golkar itu, untuk lolos di parlemen. Namun pertarungan tidak mudah, karena harus memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4% dari total suara sah nasional.
Tommy Soeharto, di KPU. (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Soeharto, di KPU. (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Tak hanya itu, sebagai partai baru, Partai Berkarya juga tidak bisa ikut mengusung calon presiden-wakil presiden karena tidak punya kursi di DPR. Dalam UU Pemilu, syarat mengusung capres-cawapres harus memenuhi 20% kursi DPR.
Sementara Partai Golkar --tempat Titiek bernaung--, sudah sangat siap menghadapi Pemilu 2019. Golkar adalah partai terbesar kedua di Indonesia setelah PDIP, yang kini dipimpin Airlangga Hartarto. Partai ini punya modal 91 kursi dari syarat 122 kursi di DPR untuk bisa mengusung capres-cawapres.
ADVERTISEMENT
Sebagai trah Cendana, Titiek sangat dihormati di Golkar dengan jabatan Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar. Bahkan, Titiek disiapkan jabatan tambahan Wakil Ketua MPR menggantikan Mahyudin, namun proses ini pergantian tidak mulus.
Sebelum mendapat jabatan itu, pada Munaslub Golkar pascalengsernya Setya Novanto, Titiek sempat mengumumkan diri ingin mengambil alih kepemimpinan Golkar dan mengembalikannya ke keluarga Cendana.
Pertemuan Cendana terkait kondisi terakhir Golkar. (Foto: Dok.Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Cendana terkait kondisi terakhir Golkar. (Foto: Dok.Istimewa)
Titiek bersama kakaknya, Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut), mengundang senior-senior Golkar pada awal Desember 2017 lalu untuk membicarakan rencana itu. Dalam pertemuan, para sesepuh Golkar mempersilkan Titiek maju di Munaslub.
Namun, para pengurus Golkar di wilayah ternyata lebih menginginkan Airlangga Hartarto yang memimpin. Maka rencana mengembalikan Golkar kepada keluarga Cendana pun pupus.
Titiek Soeharto di pertemuan Golkar (Foto:  Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Titiek Soeharto di pertemuan Golkar (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Meski begitu, keluarga Cendana tetaplah akar bagi partai beringin. Saat bersamaan, Tommy Soeharto yang diafialiasikan dengan bangkitnya trah Soeharto, memboyong semangat ingin 'mengulang kejayaan Orde Baru'.
ADVERTISEMENT
Tommy, dalam wawancara dengan Al-Jazeera, bahkan sudah berani melontarkan wacana agar presiden dipilih melalui MPR, sistem yang membuat ayahnya berkuasa 32 tahun karena dipilih 6 kali oleh MPR, yaitu tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
"Untuk jadi presiden, gubernur, wali kota, bupati, itu membutuhkan dana yang enggak kecil. Jadi presiden harusnya jadi mandataris MPR. Harus MPR lagi. Buktinya Inggris masih melakukan hal serupa, kenapa kita harus metodenya Amerika?" jelas Tommy, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Selasa (22/5).
Soeharto. (Foto: Reuters.)
zoom-in-whitePerbesar
Soeharto. (Foto: Reuters.)
Berkiprah di partai berbeda, Tommy dan Titiek punya misi yang sama dalam berpolitik. Lalu, bagaimana Tutut Soeharto sebagai anak tertua menyikapi kedua adiknya duduk di dua partai berbeda?
"Kalau saya sebagai kakak akan mendukung adiknya, karena kakak tertua saya akan mendukung adik saya di mana pun berada asal untuk kebaikan bangsa dan negara," ucap Tutut di sela pertemuan dengan wartawan di kediamannya, Jalan Cendana, Jakarta, Senin (4/6).
ADVERTISEMENT
Tutut tak ingin terlihat sebagai tokoh yang mencampuri urusan partai politik adik-adiknya, baik Tommy maupun Tititek. Meski, sebagai kakak tertua dan lebih dekat dengan Soeharto, Tutut sangat dihormati kedua adiknya itu.
"Itu rahasia perusahaan," canda Tutut.
Jumpa pers Mbak Tutut bersama rekan media (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers Mbak Tutut bersama rekan media (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Lebih jauh, di usianya yang sudah 69 tahun, Tutut --yang pernah jadi menteri di kabinet terakhir Soeharto--, merasa tidak ingin ikut-ikutan berpolitik. Meski naluri politik itu mengalir dalam darahnya. Pun saat ditanya tentang pilihannya menghadapi Pemilu 2019.
"Enggaklah, masih banyak yang muda," jawab Tutut tersenyum.