Ucapan Schultz dan Seruan Boikot Starbucks

1 Juli 2017 13:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gerai Starbucks (Foto: DarkFritz via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gerai Starbucks (Foto: DarkFritz via Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini seruan boikot Starbucks mengemuka di Indonesia. Di media sosial ramai orang berkomentar, yang pro maupun kontra.
ADVERTISEMENT
Seruan boikot starbucks ini dimulai oleh KH Anwar Abbas, Sekjen MUI yang juga pengurus Muhammadiyah. Anwar punya alasan dengan seruannya ini. Dia bersandar pada ucapan eks CEO Starbucks Howard Schultz yang mendukung LGBT.
Pada Januari lalu. Schultz, yang saat itu tengah memimpin sebuah rapat bersama investor, menyatakan bahwa Starbucks sepenuhnya akan mendukung pernikahan sesama jenis atau LGBT.
Pernyataan sensasional Schultz ini menyusul keputusan yang dibuat Tim Cook, CEO Apple Inc., yang secara gamblang memang menyatakan diri sebagai seorang gay alias homoseksual. Scuhltz sendiri sejak April lalu sudah tak lagi memegang jabatan CEO.
Namun imbas ucapan Shcultz bergema pada akhir Juni ini di Indonesia. Anwar Abbas memberi alasan, ucapan Shcultz itu baru diketahui dari pemberitaan di media.
ADVERTISEMENT
Starbucks coffee (Foto: Instagram @starbucks)
zoom-in-whitePerbesar
Starbucks coffee (Foto: Instagram @starbucks)
"Sikap dari Howard Schultz CEO Starbucks jelas-jelas sangat mendukung gerakan gay atau LGBT. Bahkan dalam rapat pemegang saham dari perusahaan tersebut yang bersangkutan mengatakan jika ada diantara pemegang saham saat ini yang tidak mendukung perkawinan sejenis yang diperjuangkannya maka silahkan menjual sahamnya dan melakukan investasi di tempat lain," urai Anwar dalam penjelasannya yang diterima kumparan (kumparan.com), Sabtu (1/7).
Menurut Anwar, sikap Schultz ini tentu saja jelas-jelas akan menjadi acuan, perhatian dan pedoman bagi seluruh pimpinan Starbucks di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
"Untuk itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di negeri ini sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut izin Starbucks di Indonesia karena ideologi bisnis dan pandangan hidup yang mereka dukung dan kembangkan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan idiologi bangsa kita yaitu pancasila," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dengan sikap Starbucks itu, Anwar menyerukan langkah boikot Starbucks. Anwar mengajak masyarakat Indonesia untuk boikot Starbucks.
"Untuk itu bagi mencegah tidak terjadinya hal demikian maka sudah saatnya masyarakat dan seluruh rakyat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk dari Starbucks ini jika seandainya sikap dan pandangan hidup mereka tetap tidak berubah," beber Anwar.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jangan sampai jati diri bangsa Indonesia yang beragama dan berbudaya menjadi rusak.
"Kita tidak mau karena nila setitik rusak susu sebelanga. Untuk itu Muhammadiyah mengimbau pemerintah dan masyarakat agar melakukan langkah-langkah dan bertindak untuk menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara kita. Jangan kita biarkan orang lain merusak dan mengacak-acak jati diri dan kepribadian kita sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya," tutup dia.