UI Secure Parking Nasibmu Kini

16 Juli 2019 5:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pos Secure Parking di Kampus PNJ, Depok, Senin (8/7). Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pos Secure Parking di Kampus PNJ, Depok, Senin (8/7). Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Hari pertama uji coba penerapan sistem berbayar di kampus Universitas Indonesia (UI) mendapat kritikan dari banyak pihak. Penerapan ini sebelumnya memang sudah dapat penolakan dari mahasiswa UI dan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Namun, pihak UI tetap memberlakukan sistem tersebut terhitung sejak Senin (15/7).
ADVERTISEMENT
Sejak Senin pagi, seluruh akses menuju kampus UI telah dipasang portal Secure Parking. Sejumlah titik yang dipasang portal Secure Parking adalah Gerbatama, Kukusan Teknik dan Kukusan Kelurahan, Politeknik Negeri Jakarta, dan Pondok Cina.
Alih-alih lancar, sistem ini justru menimbulkan kemacetan di hampir seluruh akses jalan masuk. Bahkan, kemacetannya sampai berpuluh-puluh meter.
"Kondisinya itu hampir sampe ke kelurahan (sekitar 100 meter dari titik masuk), ada 4 jalur ditambah dari sana ada persimpangan ya," cerita Endang yang ikut terkena macet di pintu masuk UI dari Kukusan, Beji, Depok.
Melihat panjangnya antrean masuk ke lingkungan kampus, uji coba Secure Parking dihentikan sementara. Setelah itu, pihak kampus membuka akses masuk tanpa mengambil tiket terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini turut mendapat penolakan dari tukang ojek yang biasa mangkal di lingkungan kampus UI. Bahkan, ada sekitar 50 tukang ojek yang juga ikut menyuarakan suaranya dalam aksi demo bersama mahasiswa.
"Keberatanlah, karena memang satu, dari arus (lalu lintas) pasti macet, ya. Kedua, biaya yang dibebankan kepada para ojek yang di dalam ini. Ada biaya-biaya tambahan, jadi beratlah," ujar seorang seorang tukang ojek, Mukhtar.
Sasana antre karena secure parking di sekitar Universitas Indonesia. Foto: Dok. Sakirin
Aksi kemudian digelar oleh mahasiswa dan tukang ojek pada Senin siang. Menurut Ketua BEM UI Manik Marganahendra, banyak hal yang belum dijelaskan oleh Rektorat UI soal penerapan sistem parkir berbayar di kampus.
"Jadi kami di sini masih menyatakan penolakannya terhadap upaya ini. Kenapa? Kami merasa ini harus dikaji ulang oleh pihak rektorat karena banyak sekali dampak lalu lintas yang tidak diperhitungkan," ungkap Manik.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kemacetan panjang sudah terjadi padahal aktivitas belajar mengajar belum aktif bulan ini. Sehingga Manik yang mewakili massa aksi meminta untuk pihak Rektorat UI untuk mengkaji lagi sistem parkir berbayar tersebut.
"Bisa dibayangkan bagaimana hari aktif masa-masa perkuliahan. Itu akan jauh lebih padat dan akan jauh lebih ramai lagi masa lalu lintasnya," tuturnya.
Uji coba Secure Parking ini direncanakan sampai 31 Juli, dan pengendara bisa mengambil tiket tanpa perlu membayar. Namun, kemacetan panjang yang terjadi di titik-titik akses masuk pada hari pertama ini akan dievaluasi oleh pihak Rektorat UI.
"Hari ini masih uji coba alat Secure Parking, kendaraan yang masuk mengambil tiket tapi masih gratis. Jadi masih uji coba, untuk proses evaluasi. Belum penerapan secara penuh," jelas Humas UI Rifelly Dewi Astuti.
ADVERTISEMENT
Demo mahasiswa, warga, dan tukang ojek tolak secure parking di UI. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Setelah perwakilan mahasiswa bertemu dengan Rektorat, akhirnya disepakati uji coba akan dihentikan untuk sementara waktu.
"Hasil mediasi, pemberlakuan yang motor akan di-hold untuk kita bertemu lagi untuk forum selanjutnya. Betul itu sama juga (di pintu masuk PNJ), semua yang di satu wilayah ini di-hold," ucap Manik.
Dalam waktu dekat, rencananya diadakan forum terbuka antara mahasiswa, rektorat, hingga masyarakat sekitar untuk membicarakan lagi soal Secure Parking. BEM se-UI juga siap mengawal janji Rektorat yang memberhentikan sementara kebijakan ini.