Unilever Gandeng ACT Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Sulteng

28 November 2018 4:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unilever salurkan bantuan untuk korban gempa di Sulteng melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Unilever salurkan bantuan untuk korban gempa di Sulteng melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah kini tengah berupaya bangkit sejak dilanda musibah gempa dan tsunami akhir September lalu. Berbagai pihak memberikan bantuan agar para korban terdampak gempa bisa pulih kembali.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah perusahaan multinasional Unilever Indonesia. Diwakili oleh sejumlah jajaran direksi dan karyawannya, Unilever Indonesia berkunjung ke area pengungsian di Kelurahan Duyu, Tatanga, Palu dalam rangka serah terima bantuan kemanusiaan untuk korban bencana di Palu, Sigi, dan Donggala.
Sebagian dari total bantuan kemanusiaan sebesar Rp 15 miliar tersebut diserahkan ke Aksi Cepat Tanggap (ACT), untuk kemudian disalurkan ke masyarakat terdampak bencana.
"Kami berusaha membantu dengan apa yang kami bisa lakukan terutama bersama-sama dengan ACT. Kami sudah berkolaborasi lama sekali, 13 tahun. Mudah-mudahan kolaborasi ini akan lebih kuat lagi di kemudian hari," kata Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso di lokasi, Selasa (27/11).
Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Sancoyo menjelaskan, keseluruhan bantuan yang disalurkan melalui ACT dan mitra lainnya senilai Rp 15 miliar. Bantuan disalurkan dalam beberapa bentuk, seperti produk-produk Unilever selama satu tahun, bantuan finansial untuk perbaikan fasilitas umum, dan barang kebutuhan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kami di kantor melakukan raising fund, karyawan diimbau untuk menyisihkan 2,5 persen gajinya untuk bantuan ini. Dan itu sudah kami lakukan di bulan November. Alhamdulillah yang diberikan oleh karyawan oleh perusahaan ditambahkan sehingga totalnya yang itu tadi (Rp 15 miliar)," tutur Sancoyo.
"Mudah-mudahan kita semua bisa melalui cobaan ini dan kembali lebih kuat lagi. Seperti juga dengan yang kami lakukan di kejadian yang lalu di Aceh, Nias, Jogja, terakhir Lombok. Kami juga berusaha membantu dengan apa yang kami bisa lakukan bersama-sama terutama dengan ACT," tambahnya.
Acara serah terima bantutan juga turut dihadiri oleh pemain sepak bola nasional asal Palu, Ryan Wiradinata. Pesepakbola yang merumput di Liga 1 bersama PS Tira itu memberikan motivasi sekaligus pelatihan dasar sepakbola kepada anak-anak korban gempa.
Anak-anak pengungsi gempa Palu bersama jajaran direksi Unilever Indonesia. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak pengungsi gempa Palu bersama jajaran direksi Unilever Indonesia. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
"Senang sekali rasanya diajak Unilever pulang ke kampung halaman untuk kembali menghibur masyarakat yang sudah seperti keluarga saya di sini," ungkap Ryan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Partnership ACT Mukti Imran mengatakan, saat ini ACT telah membangun 5 komplek shelter terpadu atau integrated community shelter (ICS) bagi para korban terdampak gempa. Salah satunya ICS terletak di Kelurahan Duyu, Tatanga, Palu yang memiliki 96 unit shelter.
Salah satu shelter yang dihuni para pengungsi di ICS, Desa Duyu, Tatanga, Palu. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu shelter yang dihuni para pengungsi di ICS, Desa Duyu, Tatanga, Palu. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
"Dengan jumlah pengungsi yang begitu banyak, kita mungkin tidak bisa menampung semuanya. Tetapi ACT menargetkan bisa memberikan 1000 shelter di Palu, bagi saudara-saudara kita yang rumahnya benar-benar rusak," ucap Mukti.
Bencana gempa dan tsunami yang terjadi Palu, Sigi, dan Donggala 28 September lalu menelan ribuan korban jiwa dan mengakibatkan belasan ribu rumah warga rusak parah. Berdasarkan data dari ACT, diperkirakan jumlah korban meninggal mencapai 2.256 jiwa dan jumlah pengungsi mencapai 235.911 jiwa.
ADVERTISEMENT