Universitas Brawijaya Gandeng Intelijen Atasi Paham Radikal

5 Juni 2018 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Brawijaya. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Brawijaya. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Universitas Brawijaya (UB) Malang menggandeng inteljen untuk mengawasi pergerakan mahasiswa, termasuk mahasiswa dari luar kampus guna membendung paham radikal.
ADVERTISEMENT
"Kami memang minta bantuan intelijen untuk melihat pergerakan mahasiswa, terutama yang dari luar kampus. Dan, biasanya ketika ada mahasiswa yang meresahkan atau merugikan, intel yang menghubungi saya langsung," kata Rektor UB Prof Muhammad Bisri dikutip dari Antara, Selasa (5/6).
Ia mengakui pihaknya (internal rektorat) tidak mungkin mengawasi setiap kegiatan mahasiswa secara detail karena jumlah mahasiswa di kampus ini lebih dari 60 ribu.
"Memang susah, nantinya wakil rektor III yang akan berkoordinasi dengan intelijen," ujarnya.
Selain itu, organisasi atau unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ditengarai bisa menjadi salah satu masuknya radikalisme, juga sudah dipantau, termasuk organisasi ekstra kampus.
Menurut dia, bibit gerakan radikal yang tidak terdeteksi adalah mereka yang begerak dengan sembunyi-sembunyi, khususnya yang tidak terorganisir atau bergerak secara individual.
ADVERTISEMENT
"Ini juga susah dipantau oleh rektorat. Dulu sempat akan melarang satu organisasi yang dianggap radikal untuk tidak melakukan kegiatan terbuka di UB, sayangnya sampai sekarang prosesnya masih alot," katanya.
Densus buru teroris. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Densus buru teroris. (Foto: Reuters)
Namun, lanjutnya, sekarang sudah dilarang oleh pemerintah, mau tidak mau organisasi itu wajib bubar, sehingga sekarang lebih enak pengawasannya.
Selain menggandeng intelijen, kata Bisri, pihaknya juga melakukan langkah internal, yakni memperkuat karakter moralnya, di masjid-masjid sudah ada penguatan karakter bagi mahasiswa. Selain itu, ada mata kuliah yang sudah dirancang dengan memasukkan poin-poin Pembinaan Karakter Berbasis Religi (PKBR).
PKBR merupakan pembinaan kepribadian yang berhubungan dengan keagamaan. Hanya saja, implementasinya tidak selalu berhubungan dengan ketuhanan. PKBR juga membantu mahasiswa membentuk kepribadian profesional. "Mata kuliah ini sudah dipetakan dengan baik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya BNPT merilis ada tujuh kampus yang diduga kuat menjadi lahan subur tumbuhnya paham radikalisme, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB).