Unjuk Rasa Kembali Terjadi, Demonstran dan Polisi Hong Kong Bentrok

15 Juli 2019 9:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstran pro demokrasi memegang payung di dalam Mal saat berhadapan dengan polisi anti huru hara di Distrik Sha Tin, Hong Kong. Foto: Reuters/Tyrone Siu
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran pro demokrasi memegang payung di dalam Mal saat berhadapan dengan polisi anti huru hara di Distrik Sha Tin, Hong Kong. Foto: Reuters/Tyrone Siu
ADVERTISEMENT
Puluhan ribu massa kembali berdemonstrasi di pinggiran kota Sha Tin, Hong Kong, Minggu (14/7) malam. Aksi ini merupakan gerakan massa lanjutan yang pemicunya adalah rencana pemerintah Hong Kong untuk menerapkan UU Ekstradisi.
ADVERTISEMENT
Koordinator aksi mengklaim ada sekitar 115.000 orang yang hadir dalam aksi protes kali ini. Namun, pihak kepolisian mengatakan jumlahnya kurang dari itu, massa yang hadir jumlahnya hanya 28.000 orang.
"Hari ini benar-benar tidak ada kepercayaan untuk China, sehingga pengunjuk rasa keluar (berdemo)," kata salah satu demonstran Jennie Kwan, dilansir dari Reuters, Senin (15/7).
"Bukankah mereka menjanjikan 50 tahun tidak ada perubahan? Tapi kita semua melihat ada perubahan, saya berusia 70-an tahun, apa yang saya ketahui tentang politik? politik yang datang kepada Anda," kata wanita berusia 73 tahun itu.
Beberapa pengunjuk rasa yang hadir terlihat membawa spanduk yang bertuliskan permohonan kepada presiden AS.
"Tolong bebaskan Hong Kong" dan "pertahankan konstitusi kami", tulis mereka dalam spanduk itu.
Polisi anti huru hara berhadapan dengan demonstran pro demokrasi di dalam salah satu mal di Distrik Sha Tin, Hong Kong. Foto: Reuters/Tyrone Siu
Mereka juga membawa spanduk yang menyerukan kemerdekaan untuk Hong Kong. Beberapa massa juga turut mengibarkan bendera Inggris dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Ada satu plakat yang menampilkan gambar pemimpin Tiongkok Xi Jinping dengan kata-kata "Ekstradisi ke China, menghilang selamanya".
Bentrok antara demonstran dan polisi
Demontsrasi pada Minggu, berakhir ricuh. Bentrokan antar demonstran dan polisi tidak terhindarkan menjelang malam hari tak lama usai massa menguasai sebuah persimpangan dan membuat barikade.
Polisi berusaha membubarkan massa yang membuat barikade. Massa kemudian berlari menyelamatkan diri ke dengan masuk ke salah satu mal mewah di kawasan itu.
Saat aparat keamanan tiba di dalam mal, para pengunjuk rasa melemparkan payung dan botol plastik. Pihak kepolisian pun membalas dengan menembakkan semprotan merica.
Polisi anti huru hara mengepung aktivis pro demokrasi, Joshua Wong (tengah), setelah pawai di Distrik Sha Tin, Wilayah Baru Timur, di Hong Kong. Foto: Reuters/Tyrone Siu
Kepala Kepolisian Stephen Lo mengatakan ada 10 petugas yang terluka dan dibawa ke rumah sakit akibat bentrokan itu. Salah satu polisi jarinya terluka karena digigit oleh salah satu demonstran.
ADVERTISEMENT
Pihak kepolisian baru berhasil membubarkan massa sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Lebih dari 40 demonstran diamankan atas tuduhan penyerangan terhadap polisi.
Polisi anti huru hara menangkap salah satu demonstran pro demokrasi di Distrik Sha Tin, Hong Kong. Foto: Reuters/Tyrone Siu
Jutaan orang di Hong Kong turun ke jalanan dalam sebulan terakhir untuk memprotes RUU Ekstradisi, UU yang memungkinkan pelaku kriminal di Hong Kong diadili di China.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengklaim telah menghentikan pengesahan RUU Ekstradisi, namun para pendemo tidak mempercayainya dan demonstrasi tetap berlanjut. Sebagian dari mereka kini mendesak agar Carrie Lam mundur sebagai pemimpin Hong Kong.
RUU Ekstradisi ditentang karena demonstran khawatir Hong Kong akan menjadi seperti kota-kota di China. UU ini dianggap akan merenggut kebebasan di kota Hong Kong.
Kronologi Protes RUU Ekstradisi Hong Kong. Foto: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan