Usai Bertemu Jokowi Relawan Sebut Gerindra Pasti Masuk Koalisi

21 Oktober 2019 5:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Setelah dilantik sebagai presiden oleh MPR, Joko Widodo menyempatkan diri untuk menerima kunjungan para relawannya di Istana Kepresidenan, Minggu (20/10) malam. Ketua Kelompok Relawan Jokowi Mania, Imannuel Ebenezer yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan ada pembahasan terkait menteri yang sempat disinggung di pertemuan tertutup itu.
ADVERTISEMENT
Imannuel mengklaim, Jokowi telah menjelaskan kepada relawan bahwa akan ada penambahan dalam koalisi yakni Partai Gerindra.
"Kemungkinan partai yang kemarin berkompetisi dengan presiden masuk, yaitu Partai Gerindra, kita sebetulnya sedikit kecewa ya, karena apalagi kaya saya, yang langsung head to head dengan kelompok mereka di bawah," kata Imanuel kepada wartawan,  Minggu (20/10).
"Sepertinya itu, dan ingin menyampaikan, partai yang kemarin berkompetisi dengan dia, masuk dalam pemerintahannya, dia mencoba menekankan ya ini sedikit mengecewakan," lanjutnya.
Meski kecewa, dia menjelaskan mereka (relawan) tak ingin larut dalam perasaan itu. Pada intinya relawan Jokowi akan menghormati putusan tersebut sebagai bentuk rekonsiliasi.
"Karena, apapun yang dilakukan presiden punya pertimbangan tersendiri, pasti pertimbangan politik, selain politik ada pertimbangan buat menyatukan bangsa ini ke depan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Sangat menghormati. Itu sudah pilihan yang terbaik. Karena bangsa ini kan butuh rekonsiliasi," lanjutnya.
Adapun, untuk penambahan koalisi, dia menyebut hanya dari Partai Gerindra saja. Khususnya untuk masuk dalam kabinet ke depan. Tak ada dari partai lainnya.
"Yang jelas partai selain Gerindra tidak ada. Tapi, ya hampir semua partai ini mau masuk, mereka pengennya masuk. Tapi presiden punya pertimbangan, enggak bisa," pungkasnya.