news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Usai Mundur, Eks Presiden Peru Terancam Dipenjara

22 Maret 2018 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski  (Foto: AFP/Cris BOURONCLE )
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski (Foto: AFP/Cris BOURONCLE )
ADVERTISEMENT
Kejaksaan Peru meminta pengadilan untuk segera menjebloskan eks Presiden Pedro Pablo Kuczynski ke penjara. Pria yang baru saja mundur itu dituding menerima suap dari perusahaan Brasil.
ADVERTISEMENT
Permintaan untuk segera menangkap Kuczynski dikeluarkan untuk mencegah yang bersangkutan kabur ke luar negeri.
"Pihak kejaksaan ingin memastikan Kuczynski ada di Peru selama pemeriksaan kasusnya berlangsung," sebut seorang sumber Pemerintah Peru yang namanya dirahasiakan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/3).
Walau sudah menyatakan mundur, Kuczynski saat ini masih Presiden sah Peru. Jabatan tersebut baru bisa lepas saat pengunduran diri disetujui Kongres.
Karena belum ada keputusan Kongres, imunitas presiden masih melekat dalam diri Kuczynski.
Keputusan mundur Kuczynski, diambil sehari sebelum Kongres Peru menggelar sidang paripurna untuk memakzulkan dirinya.
Kuczynski dituduh menerima suap jutaan dolar AS dari perusahaan kontruksi Brasil, Odebrecht, untuk mendapatkan kontrak proyek di Peru.
Presiden Peru Mengundurkan Diri (Foto: AFP/LUKA GONZALES)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Peru Mengundurkan Diri (Foto: AFP/LUKA GONZALES)
Dalam pidato pengunduran diri, Kuczynski menegaskan, tuduhan yang dialamatkan kepadanya tak benar. Meski demikian, keputusan mengundurkan diri adalah langkah tepat bagi masa depan Peru.
ADVERTISEMENT
"Menghadapi situasi sulit, membuat saya nampak seperti orang yang bersalah, saya pikir hal terbaik adalah mundur dari jabatan Presiden," sebut Kuczynski.
Selain itu, langkah Kuczynski meletakkan jabatan diambil kurang dari beberapa pekan sebelum KTT negara-negara di Benua Amerika dihelat di ibu kota Lima. Rencananya, pertemuan tersebut akah dihadiri Presiden Amerika Serikat Donald Trump.